Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam, PT Vale Indonesia Tbk., berhasil membukukan pertumbuhan kinerja sepanjang paruh pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode saham INCO itu membukukan pendapatan sebesar US$360,37 juta pada semester I/2020. Capaian itu naik 23,29 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$292,25 juta.
Sejalan dengan itu, Vale Indonesia mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan menjadi sebesar US$319,8 juta dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar US$315,01 juta.
Kendati demikian, INCO berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar US$53,12 juta pada semester I/2020. Capaian itu pun juga lebih baik daripada kinerja semester I/2019 yang merugi US$26,17 juta.
Adapun, sesungguhnya laba bersih tahun berjalan perseroan pada kuartal II/2020 mengalami penurunan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. INCO hanya mencatatkan laba bersih sebesar US$24 juta, lebih rendah daripada laba bersih pada kuartal I/2020 sebesar US$29 juta.
Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan bahwa perseroan telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak potensial dari penyebaran Covid-19 terhadap operasional perseroan.
“Sementara kesehatan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama, Vale berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan produksi dan proyek sejauh mungkin,” ujar Nico seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (29/7/2020).
Hingga Juni 2020, INCO telah memproduksi nikel dalam matte sebesar 36.315 ton, naik 18 persen dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 30.711 ton.
Di sisi lain, perseroan mencatatkan penurunan kas dan setara kas menjadi US$288,7 juta pada 30 Juni 2020, dari sebelumnya US$292,8 juta pada 31 Maret 2020.
Nico menjelaskan penurunan itu terutama disebabkan oleh penerimaan yang lebih rendah dari para pelanggan akibat penurunan harga nikel sepanjang kuartal II/2020, tetapi berhasil diimbangi dengan penurunan harga bahan bakar.
Namun, total aset perseroan per 31 Juni 2020 mengalami kenaikan tipis menjadi US$2,23 miliar dibandingkan dengan 31 Desember 2019 sebesar US$2,22 miliar. Total liabilitas perseroan juga naik US$1,99 miliar daripada posisi pada 31 Desember 2019 sebesar US$1,94 miliar.
“Vale akan terus melakukan kontrol yang hati-hati atas pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas,” papar Nico.