Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) sulit memprediksi proyeksi kinerja hingga akhir tahun. Namun, perseroan berharap pendapatan berangsur normal seiring suplai tenaga media mulai bertambah.
Investor Relation MIKA Aditya Widjaja mengaku saat ini pihaknya belum dapat memberikan gambaran mengenai target maupun proyeksi kinerja untuk tahun buku 2020. Pasalnya, kondisi pasar dinilai masih penuh ketidakpastian.
“Kami belum dapat memberikan guidance untuk 2020 ini karena kondisi saat ini masih banyak yang belum pasti jadi susah untuk diprediksi,” katanya dalam paparan publik via layanan daring, Senin (24/8/2020).
Meskipun demikian, dia berharap kinerja perseroan bakal membaik di paruh kedua tahun ini. Pasalnya, saat ini suplai tenaga medis atau dokter yang praktir di jaringan rumah sakit MIKA sudah hampir kembali 100 persen.
“Per Juni dokter yang praktik 75 persen normal. Per agustus ini hampir seluruh normal,” imbuh Aditya.
Menurutnya, dengan suplai dokter yang mulai normal diharapkan minat masyarakat untuk mengunjungi rumah sakit dan berobat juga akan kembali secara bertahap dan traffic atau volume layanan rumah sakit dapat meningkat.
“Karena bagaimanapun pasien melihat dokter dulu. Kalau dokternya aja kalau takut ke RS untuk praktik, pasti mereka juga takut. Jadi kami upayakan dri sisi dokternya dulu untuk confidence berpraktik lagi,” tutur dia.
Ketakutan masyarakat untuk berobat ke rumah sakit di masa pandemi memang menjadi pukulan bagi kinerja emiten rumah sakit sepanjang paruh pertama 2020, termasuk MIKA.
Tercatat, perseroan hanya berhasil membukukan pendapatan Rp1,44 triliun sepanjang semester I/2020, menurun 9,03 persen dibanding pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,58 miliar.
Penurunan pendapatan ini salah satunya akibat penuruanan pendapatan rawat inap yang bekontribusi sekitar 65 persen dari total pendapatan MIKA.
Hal ini juga diperparah dengan kekhawatiran beberapa dari tenaga medis senior yang sudah memiliki riwayat penyakit tertentu (komorbid) sehingga memilih untuk mengurangi jam praktik pada periode awal tahun.