Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melesat Berlebihan, Saham Global Mediacom (BMTR) Rawan Koreksi

Selama sepekan, BMTR telah menanjak 51,89 persen walaupun secara year-to-date masih melemah 7,47 persen.
Manajemen Global Mediacom dan salah satu pemegang saham, Lo Kheng Hong berpose usai due diligence meeting dan public expose penawaran umum berkelanjutan (PUB) II Global Mediacom Tahap I Tahun 2020, di MNC Conference Hall, Jakarta Pusat, Rabu (19/8/2020).
Manajemen Global Mediacom dan salah satu pemegang saham, Lo Kheng Hong berpose usai due diligence meeting dan public expose penawaran umum berkelanjutan (PUB) II Global Mediacom Tahap I Tahun 2020, di MNC Conference Hall, Jakarta Pusat, Rabu (19/8/2020).

Bisnis.com, JAKARTA — Penguatan harga saham PT Global Mediacom Tbk. diperkirakan mulai terbatas setelah menguat diikuti volume beli yang tinggi dalam beberapa sesi perdagangan.

Pada akhir perdagangan Rabu (19/8/2020), saham berkode BMTR tersebut menguat 11,03 persen ke level Rp322.

Selama sepekan, BMTR telah menanjak 51,89 persen walaupun secara year-to-date masih melemah 7,47 persen. Kapitalisasi pasar induk usaha PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) ini tercatat Rp4,94 triliun.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan pada akhir perdagangan Rabu (19/8/2020), BMTR ditutup membentuk candle yang hampir menyerupai candle shooting star yang merupakan candle reversal disertai volume tinggi.

“Secara technical, BMTR berpotensi terkoreksi ke level support Rp288–Rp290 yang sekaligus merupakan gap pada saham BMTR,” kata Hendriko kepada Bisnis, Kamis (20/8/2020).

Sebelumnya, lonjakan harga saham BMTR ditengarai disebabkan oleh Lo Kheng Hong yang gencar membeli saham dengan Komisaris Utama Rosano Barack tersebut.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai laju penguatan BMTR didorong oleh Lo Kheng Hong Effect, yaitu aksi Warren Buffett Indonesia alias Lo Kheng Hong yang gencar belanja saham BMTR hingga kepemilikannya mencapai 6,14 persen.

“Untuk BMTR, berita masuknya investor legendaris, Pak Lo Kheng Hong (LKH) ke jajaran pemegang saham BMTR (6,14 persen) menjadi pemicu kenaikan harga saham BMTR, pasar menyebutnya 'The LKH Effect',” kata Frankie kepada Bisnis, Rabu (19/8/2020).

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Lo Kheng Hong baru memiliki saham BMTR di atas 5 persen pada Kamis (13/8/2020).

Saham Lo Kheng Hong di perusahaan konglomerasi media itu mencapai 942.184.700 lembar saham. Jumlah saham milik LKH itu mewakili porsi 6,4 persen dari total saham BMTR.

Sebagai informasi, BMTR dulunya bernama PT Bimantara Citra Tbk., perusahaan yang mengelola stasiun televisi swasta RCTI dan TPI. Berdiri pada 1981, lini bisnis perusahaan ini awalnya tidak hanya mencakup media tapi juga perdagangan, telekomunikasi, teknologi informasi, perhotelan dan properti, kimia, hingga infrastruktur dan transportasi.

Setelah melantai di bursa pada 1995, perusahaan ini melepas beberapa anak usahanya di luar bisnis inti. Dua tahun kemudian, MNCN didirikan sebagai perusahaan induk dalam bidang media berbasis iklan dan konten.

Sejak saat itu, ekspansi di bisnis media terus dilakukan. Di antaranya dengan mengakuisisi sejumlah stasiun televisi swasta, salah satunya Global TV.

Nama Bimantara Citra pun berubah menjadi Global Mediacom pada 2007. Tapi, kode saham yang digunakan tidak berubah, yakni tetap BMTR.

Sekarang, BMTR menjadi induk dari PT Nusantara Media Citra Tbk. (MNCN), PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV), PT MNC Kabel Mediakom, serta sejumlah platform daring termasuk metube.id dan okezone.com.

Global Mediacom memiliki tiga bisnis utama, yakni Free-to-Air (FTA), content and digital di bawah MNCN; Pay-TV and broadband di bawah IPTV; dan media online.

Ada empat stasiun televisi yang dikelola yaitu RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews. Jika ditotal, porsi penonton keempat stasiun tersebut diklaim mencapai 37,2 persen per Desember 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper