Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Anjlok 5 Persen, Harga Emas Mulai Stabil di Kisaran US$1.900

Kembali stabilnya harga emas didorong oleh tingkat imbal hasil riil yang negatif serta banjir stimulus untuk melawan dampak negatif dari pandemi virus corona terhadap perekonomian.
Emas batangan 24 karat ukuran 1 trou ons, setara 31,1 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1 trou ons, setara 31,1 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah mengalami fluktuasi yang drastis, harga emas akhirnya mulai stabil di kisaran US$1.900 per ounce. Hal ini terjadi seiring dengan sikap investor yang memantau perkembangan tingkat imbal hasil, nilai mata uang dolar AS dan kenaikan risiko.

Berdasarkan laporan Bloomberg pada Kamis (13/8/2020), emas di pasar Spot terpantau naik 1,11 persen atau 21,19 poin ke posisi US$1.937,02 per troy ounce pada pukul 09.35 WIB.

Pada Selasa kemarin, harga emas mengalami koreksi 5,7 persen, penurunan harian terbesar dalam tujuh tahun terakhir setelah sempat menyentuh US$2.075,47 per troy ounce pekan lalu.

Sementara itu, emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember terpantau turun 0,06 persen ke level US$1.947,90 per troy ounce di pasar Comex di New York, Amerika Serikat.

Meskipun sempat terkoreksi, emas dan perak merupakan komoditas dengan performa harga terbaik di antara komoditas lainnya. Hal ini didorong oleh tingkat imbal hasil riil yang negatif serta banjir stimulus untuk melawan dampak negatif dari pandemi virus corona terhadap perekonomian.

Dalam laporannya, Goldman Sachs Group menyatakan emas adalah mata uang alternatif terakhir ditengah ancaman inflasi terhadap dolar AS. Goldman juga memperkirakan harga emas akan kembali menembus level US$2.000 per ounce dalam beberapa waktu.

Edward Moya, Senior Market Analyst di Oanda Corp mengatakan fluktuasi harga emas akan kembali terjadi dalam waktu dekat. Hal ini ditopang oleh tingkat imbal hasil obligasi yang akan penuh dengan volatilitas di sisa tahun 2020.

"Laju harga emas kemungkinan akan moderat, tetapi masih dapat mencetak rekor harga yang baru," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper