Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemangkasan Produksi Belum Jamin Kinerja Emiten Batu Bara Memanas

Pemangkasan produksi yang dilakukan beberapa emiten batu bara akan tetap berdampak terhadap penurunan top line dan akhirnya bisa merembet kepada kinerja bottom line setiap perseroan.
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Analis memperingatkan rencana pemangkasan produksi yang tengah disiapkan oleh sejumlah emiten pertambangan batu bara masih tetap akan memberikan tekanan kinerja keuangan perseroan.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan bahwa pemangkasan produksi yang dilakukan beberapa emiten batu bara akan tetap berdampak terhadap penurunan top line dan akhirnya bisa merembet kepada kinerja bottom line setiap perseroan.

Alfred menilai produsen tampaknya lebih baik menanti momentum penjualan saja dibandingkan dengan memangkas produksi karena setiap penyesuaian itu harus dicermati dengan baik dan sempurna sehingga tidak sia-sia.

“Namun, sepertinya banyak emiten menilai ini sebagai peluang yang artinya bisa saja keuntungan yang tidak bisa didapatkan pada tahun ini bisa dialihkan pada tahun depan, dengan catatan harga batu bara sudah membaik karena kontrol produksi sehingga tampaknya itu yang menjadi pertimbangan mereka,” ujar Alfred saat dihubungi Bisnis, Kamis (13/8/2020).

Untuk diketahui, sejumlah emiten pertambangan bersiap untuk memangkas volume produksinya yang sudah ditetapkan pada awal tahun ini seiring dengan pelemahan permintaan yang menekan harga batu bara.

Dua emiten batu bara dengan kapitalisasi pasar terjumbo, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), menjadi sebagian produsen yang telah mengumumkan pemangkasan produksi tersebut.

BYAN yang semula mematok target produksi sebesar 31 juta hingga 33 juta ton pada awal tahun ini, telah memangkas target itu menjadi hanya sebesar 26 juta ton hingga akhir tahun.

Sementara itu, ADRO memangkas target produksi bara di kisaran 10 persen dari total produksi tahun lalu, atau berada di kisaran bawah target sepanjang tahun ini 54 juta hingga 58 juta ton.

Di sisi lain, Alfred merekomendasikan saham PTBA dan ITMG di antara saham batu bara lainnya, seiring dengan emiten itu memiliki catatan dividen yield tinggi. Dia menjelaskan bahwa di tengah gejolak pasar batu bara, akan cukup sulit untuk berpihak kepada emiten batu bara dengan mengharapkan capital gain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper