Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Permohonan Pailit, Ini Tanggapan Sentul City (BKSL)

Manajemen Sentul City menyatakan persoalan dengan pihak yang mengajukan gugatan adalah terkait PPJB tanah kavling siap bangun.
Pemandangan Danau Teratau di kawasan Sentul City, Kabupaten Bogor./sentulcity.co.id
Pemandangan Danau Teratau di kawasan Sentul City, Kabupaten Bogor./sentulcity.co.id

Bisnis.com,JAKARTA — Manajemen PT Sentul City Tbk. menjelaskan permohonan gugatan pailit yang diajukan oleh salah satu konsumen perseroan.

Lewat siaran pers Senin (10/8/2020), Manajemen Sentul City menuturkan salah satu konsumen perseroan yakni Andi Ang Bintoro mengajukan permohonan gugatan pailit ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tertanggal Jumat (7/8/2020).

Emiten berkode saham BKSL itu menjelaskan bahwa perkara yang dipermasalahkan oleh Ang Andi Bintoro adalah adanya perjanjian jual beli (PPJB) kavling siap bangun. Perseroan menegaskan tidak ada utang piutang jatuh tempo kepada Andi Ang Bintoro.

“Sentul City tidak dalam keadaan pailit,” tulis manajemen BKSL.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan penghentian sementara perdagangan efek Sentul City. Bursa menghentikan perdagangan emiten berkode saham BKSL itu di seluruh pasar sejak sesi pertama Senin (10/8/2020) hingga pengumuman bursa lebih lanjut.

Menurut BEI, suspensi dilakukan karena ada informasi gugatan permohonan pailit yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 7 Agustus 2020.

“Dalam rangka menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien, maka Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara,” tulis BEI Senin (10/8/2020).

Untuk diketahui, Sentul City dimohonkan pailit oleh enam orang. Gugatan diajukan oleh Ang Andi Bintoro, Linda Karnadi, Meilyana Bintoro, Jimmy Binotor, dan Denny Bintoro. Keena pihak penggugat diwakili oleh kuasa hukum Felix Haholongan Silalahi. Saat ini, status perkara dalam penunjukkan jurusita.

Saat disuspensi, saham berkode BKSL stagnan di level 50. Sejak 26 Februari 2020, saham BKSL resmi menyentuh level terendah di harga 50 alias gocap. Berdasarkan data Bloomberg, saham BKSL longsor sejak 13 Januari 2020, dari posisi 85 terus merosot hingga menyentuh 50 secara pada 26 Februari 2020.

Per Desember 2019, BKSL memiliki aset senilai Rp17,27 triliun yang mana Rp9,48 triliun di antaranya berupa tanah untuk pengembangan alias landbank. Total luas cadangan lahan BKSL mencapai 14.965 hektar pada 2019. Lokasi paling luas berada di Jonggol (4.811 hektare) dan Babakan Madang (2.198 hektare).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper