Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali tergelincir di tengah spekulasi bahwa anggota parlemen tidak akan menyepakati paket stimulus US$1 triliun. Di saat bersamaan, Washington malah menyenggol Beijing dan menaikkan tensi yang sempat mereda.
Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 dibuka melemah 0,32 persen sedangkan indeks Dow Jones Industrial juga turun 0,28 persen. Setali tiga uang, indeks Nasdaq Composite turun 9,10 persen.
Indeks S&P 500 tengah berjuang untuk bisa meraih kenaikan beruntun dalam lima sesi. Sementra itu, laporan US Payroll yang lebih bak dari perkiraan memberikan sentimen positif. Namun, di sisi lain, klaim laporan tunjangan pengangguran bisa mengurangi tekanan kepada anggota parlemen untuk menyetujui paket bantuan ekonomi.
Data ketenagakerjaan yang menggembirakan datang karena investor juga fokus pada prospek anggota parlemen yang masih belum menyetujui pengajuan paket stimulus. Dengan negosiasi yang boleh dikatakan buntu setelah pertemuan kemarin, sekarang ada kekhawatiran data ketenagakerjaan tidak akan cukup membantu gairah di pasar saham.
Kepala Strategi Miller Tabak & Co Matt Maley mengatakan data ketenagakerjaan sebetulnya bisa memaksa pihak yang sedang berunding untuk merampungkan kesepakatan. "Jadi dengan cara yang berlawanan, data yang lebih baik baik dari perkiraan muncul kemungkinan bahwa tidak akan akan yang dilakukan segera di bidang fiskal," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (7/8/2020).
Pelaku pasar juga mewaspadai serangan anyar dari Presiden Donald Trump terhadap perusahaan teknologi China dan rencana memberikan sanksi untuk Kepala Eksekutif Hong Kong. Saham Tencent langsung anjlok 5 persen setelah Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang penduduk AS melakukan bisnis apapun dengan WeChat, TikTok, atau pemilik aplikasi China lainnya.
Baca Juga
Berikut perkembangan beberapa indikator pasar utama
Saham
- Indeks S&P 500 turun 0,2 persen
- Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,2 persen.
- Indeks MSCI Asia Pasifik turun 1,1 persen.
- MSCI Emerging Market Index turun 1,5 persen.
Mata Uang
- Indeks Spot Dollar Bloomberg naik 0,6 persen.
- Euro merosot 0,9 persen menjadi $ 1,1776.
- Yen Jepang melemah 0,1 persen menjadi 105,70 per dolar.
Obligasi
- Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun satu basis poin menjadi 0,53 persen.
- Imbal hasil obligasi 10 tahun Jerman terpantau -0,535 persen.
- Imbal hasil obligasi 10 tahun Inggris naik satu basis poin menjadi 0,112 persen.
Komoditas
- Minyak mentah West Texas Intermediate turun 1,1 persen menjadi $ 41,51 per barel.
- Emas melemah 0,3 persen menjadi $ 2,056,80 per ounce.
- Tembaga turun 1,6 persen menjadi $ 2,8635 per pon.