Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia menutup perdagangan hari ini dengan hasil variatif seiring dengan sikap investor yang terus memantau pembahasan paket stimulus baru dari Amerika Serikat.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (5/8/2020), indeks Topix Jepang yang dibuka di zona merah pagi tadi sedikit pulih dan ditutup dengan koreksi tipis 0,04 persen di level 1.554,71. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga ditutup menurun 0,6 persen di level 6.001,30.
Di sisi lain, bursa Kospi Korea Selatan mampu melanjutkan penguatan dan dtutup di level 2.311,86 atau menguat 1,4 persen. Sementara indeks Hang Seng Hong Kong terpantau naik 0,27 persen ke 25.014,69 dan bursa Shanghai Composite China menguat tipis 0,01 persen ke level 3.372,14.
Pada perdagangan hari ini, perhatian investor tertuju pada pembahasan paket stimulus baru di Amerika Serikat untuk melawan dampak negatif pandemi virus corona dari sisi ekonomi. Saat ini, para politisi dari Partai Demokrat dan Partai Republika masih terus berupaya mencapai kata sepakat.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, kesepakatan paket insentif tersebut akan dikeluarkan pada akhir minggu ini.
Sementara itu, pemerintah China dan AS berencana untuk mengkaji ulang kesepakatan dagang yang dilakukan kedua pihak pada pertengahan Agustus mendatang. Hal tersebut dilakukan ditengah memanasnya hubungan antara kedua negara tersebut.
Baca Juga
Sementara itu, Chief Investment officer Spotlight Asset Group Shana Sissel mengatakan hasil pengkajian ulang perjanjian dagang akan memainkan peranan penting dalam pergerakan pasar. Pasalnya, China belum dapat memenuhi syarat-syarat dan klausul dalam perjanjian dagang bagian pertama antara kedua negara.
Di sisi lain, negara bagian California di Amerika Serikat melaporkan penambahan jumlah kasus positif virus corona terkecil sejak Juni lalu. Perlambatan juga terjadi di Florida dan Arizona, sementara negara-negara Eropa seperti Jerman, Polandia, dan Belanda melaporkan kenaikan jumlah kasus positif.
“Secara luas, saat ini harga saham tidak dapat dikatakan murah. Kami merekomendasikan konsolidasi atau pembalikan harga karena saat ini nilainya sudah terlalu tinggi,” jelas Michael Cuggino, Presiden Permanent Portfolio Family of Funds.