Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Pangkas Prospek Kredit Emiten Pemilik Restoran Duck King, Kenapa Ya?

Pefindo merevisi prospek kredit PT Jaya Bersama Indo Tbk. guna mengantisipasi efek jangka panjang dari pandemi Covid-19. Kondisi itu dinilai dapat melemahkan kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.
Chief Operating Officer The Duck King Group Ibin Bachtiar (kanan) bersama Chief Financial Officer Dewi Tio memperlihatkan sajian utama kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Chief Operating Officer The Duck King Group Ibin Bachtiar (kanan) bersama Chief Financial Officer Dewi Tio memperlihatkan sajian utama kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com,JAKARTA— PT Pemeringkat Efek Indonesia merevisi outlook atau prospek peringkat kredit perusahaan PT Jaya Bersama Indo Tbk. dari stabil menjadi negatif.

Dalam publikasi Pefindo yang dikutip Rabu (5/8/2020), lembaga pemeringkat menjelaskan bahwa revisi prospek dilakukan untuk mengantisipasi efek jangka panjang dari pandemi Covid-19. Kondisi itu dinilai dapat melemahkan kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.

Analis Pefindo Christyanto Wijaya dan Ayuningtyas Nur Paramitasari menjelaskan bahwa perusahaan sangat terpengaruh oleh pandemi yang membuat perusahaan menutup hampir semua gerai. Sebagai dampaknya, pendapatan dan EBITDA emiten berkode saham DUCK itu diperkirakan akan lebih rendah dari proyeksi pada 2020.

Dalam kesempatan yang sama, Pefindo menegaskan peringkat kredit idA- untuk perseroan. Obligor dengan peringkat itu dinilai memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.

“Namun, obligor agak lebih rentan terhadap efek buruk dari perubahan keadaan dan kondisi ekonomi dari obligor berperingkat lebih tinggi. Tanda menunjukkan bahwa peringkat tersebut relatif lemah dalam masing-masing kategori peringkat,” tulis Tim Analis Pefindo.

Pefindo menyebut peringkat kredit DUCK mencerminkan posisi kuat di industri restoran khususnya di segmen rantai makanan China. Perseroan dinilai memiliki margin profitabilitas yang relatif tinggi dan posisi likuiditas yang memadai.

Pefindo akan menurunkan peringkat kredit DUCK apabila kondisi yang tidak menguntungkan akibat pandemi Covid-19 masih berlanjut. Pasalnya, lembaga pemeringkat itu tidak melihat strategi mitigasi signifikan dari perusahaan.

“Prospek dapat direvisi menjadi stabil jika perusahaan melanjutkan operasi dan menghasilkan pendapatan secara normal, menghasilkan penurunan yang tidak signifikan dalam pendapatan, dan EBITDA sambil mempertahankan profil keuangan yang konservatif,” jelas Pefindo.

DUCK melakukan penawaran umum perdana saham pada Oktober 2018. Saham perseroan resmi dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 10 Oktober 2018.

Bisnis perseroan dilakukan oleh anak-anak perusahaan PT Cita Selera Makmur (CSM), PT Selera Pangeran Jayakarta (SPJ), PT Selera Kian Makmur (SKM), PT Selera Indonesia Makmur (SIM), PT Selera Sejahtera Makmur (SSM), PT Selera Utama Makmur (SUM), PT Indo Selera Bersama (ISB), PT Selera Semua Bangsa (SSB), dan PT Sinaran Sejahtera (SS).

Bisnis restoran Chinese Food perseroan dimulai pada 2003. Langkah diawali oleh PT Selera Nusantara Makmur dengan membuka restoran The Duck King di Senayan Trade Center, Jakarta Selatan. Adapun, selain The Duck King, DUCK melalui anak usaha juga mengembangkan jaringan restoran dengan merek The Grand Duck King, Imperial Chef, dan Fook Yew.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper