Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas bergerak campuran seiring dengan investor menimbang kenaikan dolar AS, rilis data ekonomi positif, dan penambahan kasus Covid-19 yang belum kunjung reda di banyak negara.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (4/8/2020) hingga pukul 17.32 WIB, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex menguat 0,34 persen ke level US$1.993,1 per troy ounce.
Sementara itu, harga emas di pasar spot bergerak melemah tipsi 0,06 persen ke level US$1.975,86 per troy ounce.
Kepala Perdagangan Derivatif Logam BMO Capital Markets Tai Wong mengatakan bahwa emas kehilangan momentum penguatannya selama beberapa sesi perdagangan terakhir karena sentimen yang tersebar di pasar cenderung mendukung aset berisiko.
Pabrik di seluruh kawasan Eropa membukukan pertumbuhan yang lebih kuat pada Juli dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal itu menandai ekspansi manufaktur untuk pertama kalinya di kawasan itu dalam lebih dari setahun terakhir.
Hal itu pun menjadi sinyal pemulihan ekonomi untuk kawasan Eropa setelah terpukul hampir sepanjang tahun ini akibat sentimen pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah setempat menerapkan kebijakan lockdown untuk membatasi penyebaran virus.
Baca Juga
“Hal itu mendorong trader jangka pendek untuk melakukan aksi ambil untuk dan memperdagangkannya daripada bertahan lama di posisi tinggi itu. Ke depan mungkin akan terlihat koreksi, walaupun masih moderat,” ujar Wong seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/8/2020).
Selain itu, BNP Paribas dalam risetnya mengatakan bahwa reli emas tampaknya akan berhenti sementara karena harganya yang sudah terlampau tinggi dan terlihat adanya potensi penurunan substansial.
Koreksi mungkin akan terjadi juga didukung dolar AS yang mulai bergerak menguat setelah dalam beberapa perdagangan terakhir terpukul. Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama berada di level 93,399 setelah sempat anjlok ke posisi 93,02.
Di sisi lain, Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa secara teknikal, harga emas pasar spot masih akan cenderung bullish selama harga bergerak di atas level US$1.964 per troy ounce.
Dia menjelaskan harga emas berpeluang bergerak naik dalam jangka pendek didukung sentimen kekhawatiran pasar terhadap penyebaran Covid-19 dan ketegangan hubungan antara AS dan China.
“Untuk sisi atasnya, level resisten terdekat berada di US$1.980 per troy ounce, menembus ke atas dari level tersebut berpotensi memicu kenaikan lanjutan ke level US$1.988 per troy ounce sebelum membidik resisten kuat di US$2.000 per troy ounce,” ujar Faisyal seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (4/8/2020).
Sementara itu, jika bergerak turun, level support terdekat berada di US$1.964 per troy ounce dan menembus ke bawah dari level tersebut berpotensi memicu penurunan lanjutan ke US$1.956 per troy ounce sebelum membidik support kuat di US$1.944 per troy ounce.