Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas dunia yang terus menguntit untuk bisa membobol level US$2.000 per troy ounce tidak lantas membuat saham-saham pertambangan terkena sentimen positif. Enam saham emiten emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak tersungkur ke zona merah.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 14.01 WIB, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2020 naik 0,28 persen ke posisi 1.991,4 per troy ounce. Adapun harga emas di pasar spot dibuka menguat US$1.988 per troy ounce sebelum lungsur ke posisi US$1.973,31 pada pukul 14.17 WIB.
Harga emas melonjak 11 persen pada bulan Juli, kenaikan bulanan terbesar sejak 2012, menyusul penurunan dolar AS dan rekor rendahnya imbal hasil riil AS. Analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar mengatakan penurunan imbal hasil riil obligasi 10 tahun AS menjadi pendorong paling penting dalam pergerakan emas karena keduanya berbanding terbalik.
"Permintaan safe haven terutama mencerminkan kekhawatiran pertumbuhan global terkait dengan meningkatnya kasus Covid-19 di seluruh dunia dan meningkatkan ketegangan AS-China,” ujar Dhar, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, enam saham pertambangan emas sampai dengan pukul 14.23 WIB terpantau turun 2,51 persen hingga 4,92 persen. Saham PT United Tractors Tbk. tercatat turun 4,68 persen ke posisi 20.350. Saham Berkode UNTR dibuka di posisi 21.500 dan bergerak di rentang 19.875-21.600.
Adapun pergerakan lima saham emiten emas lainnya sebagai berikut :
- Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) turun 4,11 persen
- Saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) turun 3,85 persen
- Saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk. (SQMI) turun 3,57 persen
- Saham PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) turun 3,42 persen
- Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) turun 2,51 persen.
Secara umum, penurunan saham-saham emiten emas sejalan dengan tren pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hingga sesi pertama berakhir, IHSG turun 2,57 persen ke level 5.017,362 setelah bergerak di rentang 4.928,47 - 5.157,27. Sebanyak 407 saham terkoreksi, 43 menguat, dan 118 stagnan.