Bisnis.com, JAKARTA — Kendati menunjukkan penguatan di sepanjang Juli, maraknya sentimen negatif diprediksi membuat pasar saham Indonesia cenderung terkoreksi pada Agustus ini.
Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pasar tengah dalam tren menanjak seiring dibukanya kembali aktivitas ekonomi. Bahkan pada Juli indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya menembus level 5.000 meski masih dibayangi volatilitas.
Dia menyebut pada Juli kemarin kinerja pasar saham masih ditopang oleh optimisme kenormalan baru, tidak adanya gelombang kedua, progress pembuatan vaksin, serta sentimen positif dari laporan keuangan perusahaan khususnya di bursa Amerika Serikat.
Namun, jelang akhir bulan dia menilai sentimen positif tersebut mulai pudar dan mulai tertekan oleh sejumlah sentimen negatif seperti meningkatnya tensi antara AS dan China serta kurang mulusnya stimulus perekonomian Amerika.
Di dalam negeri, perkembangan kasus Covid-19 yang kian melambung juga menambah bayang-bayang gelap untuk pasar. Belum lagi kinerja laporan keuangan mayoritas emiten yang anjlok di paruh pertama tahun ini.
“Orang mulai sadar pembuatan vaksin masih membutuhkan waktu. Efek dari laporan keuangan [Wall Street] mulai pudar, lalu laba korporasi di Indonesia mulai keluar,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Minggu (2/8/2020).
Baca Juga
Hans memproyeksikan kinerja IHSG sepanjang Agustus ini akan kembali tertekan, akibat menguatnya sentimen-sentimen negatif tersebut. Ditambah lagi, pasar tengah menunggu angka pertumbuhan ekonomi Indonesia Q2/2020 yang diprediksi minus.
“Cenderung ke negatif, kinerja banyak yang turun. Mungkin seminggu pertama masih bisa di 5.000an tapi tengah bulan bisa jadi kembali ke bawah 5.000,” ungkapnya.