Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) anjlok, sementara harga emas menguat setelah bank sentral Federal Reserve menyampaikan peringatan tentang dampak pandemi Covid-29 terhadap prospek ekonomi.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex kontrak Desember 2020 naik 7,20 poin atau 0,36 persen ke level US$1.983,90 per troy ounce pada perdagangan hari ini, Kamis (30/7/2020) pukul 8.11 pagi WIB.
Sebaliknya, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau lanjut melemah 0,13 persen atau 0,124 poin ke posisi 93,329, setelah berakhir terkulai 0,26 persen di level 93,453 pada perdagangan Rabu (29/7/2020).
Rapat Federal Open Market Committee yang berakhir Rabu (29/7) waktu setempat atau Kamis (30/7) dini hari WIB memutuskan untuk mempertahankan tingkat bunga acuan di kisaran 0 persen sampai dengan 0,25 persen.
Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa otoritas kebijakan moneter AS ini akan menggunakan instrumen apapun yang dibutuhkan demi memulihkan perekonomian dari dampak pandemi virus Corona.
Selain itu, The Fed akan memperpanjang langkah-langkah darurat termasuk swap line likuiditas sementara guna memastikan sistem keuangan global memiliki akses ke pasokan dolar AS.
Baca Juga
Dalam komentar pascarilis pernyataan The Fed, Powell memperingatkan AS menghadapi kemerosotan ekonomi paling parah dalam seumur hidup dan bahwa perjalanan ke depan untuk ekonomi "sangat tidak pasti".
"Ke depan perekonomian kita benar-benar tidak pasti dan sebagian besar akan tergantung pada keberhasilan kita dalam menangani penyebaran virus [Corona]," ungkap Powell, dalam suatu konferensi pers virtual, seperti dilansir dari Bloomberg.
Powell meyakini pemulihan ekonomi membutuhkan waktu yang tidak sebentar bahkan ketika kegiatan perekonomian kembali dibuka dan orang-orang kembali bekerja.
Produk Domestik Bruto (PDB) AS kemungkinan akan jatuh menuju rekor minus 34,8 persen pada kuartal II/2020 seiring dengan penerapan lockdown di beberapa negara bagian.
Kekhawatiran atas pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap ekonomi menempatkan emas di jalur untuk kenaikan tahunan terbesar dalam lebih dari satu dekade. Penguatan emas bertambah dengan dolar AS yang lebih lemah.
“Saya tidak bisa memikirkan sesuatu yang lebih mendukung emas daripada suku bunga yang lebih rendah dan lama serta pemberitaan mengenai pandemi Covid-19,” ujar Managing Director di RBC Wealth Management George Gero.
“Suku bunga rendah akan mendorong pelemahan dolar AS dan dolar yang lemah sangat membantu harga emas karena membuatnya jauh lebih terjangkau secara global,” terangnya.
Sementara itu, dengan ekspektasi lebih banyak stimulus di depan mata, Goldman Sachs Group mengatakan emas adalah mata uang pilihan terakhir di tengah ancaman inflasi terhadap dolar AS. Goldman memproyeksi penguatan emas hingga mencapai US$2.300 per troy ounce.