Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peremajaan Furnace Ditunda, Produksi Vale (INCO) Bisa Naik

Sepanjang paruh pertama 2020, INCO telah memproduksi nikel dalam matte sebesar 36.315 ton, naik 18 persen dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 30.711 ton. 
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam, PT Vale Indonesia Tbk., menunda proyek peremajaan furnace 4 pada tahun ini seiring dengan pandemi Covid-19.

Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan peremajaan furnace 4 baru akan dilaksanakan pada kuartal II/2021 dari rencana awal pada kuartal IV/2020. Proyek itu ditunda karena membutuhkan tenaga kerja yang massif sebanyak 1.000 orang dengan durasi pengerjaan lima bulan. 

Situasi pandemi membuat pengerahan pekerja sebanyak itu sebagai tindakan sarat risiko.Tidak hanya itu, pandemi Covid-19 juga menghambat laju material yang dibutuhkan oleh proyek itu dan terdapat beberapa kendala dari jasa kontraktor.

Padahal, sebagian besar alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan pada tahun ini akan digunakan untuk proyek peremajaan fasilitas tambang itu. Berdasarkan catatan Bisnis, perseroan membutuhkan setidaknya sebesar US$70 juta untuk pembangunan ulang furnace 4.

“Jadi kemungkinan proyek Furnace 4 akan dilakukan pada tahun depan. Kalau asumsi itu terjadi, produksi 2020 akan lebih besar daripada proyeksi sebelumnya karena tambang beroperasi dengan empat furnace,” ujar Irmanto pada saat public expose virtual, Rabu (29/7/2020).

Untuk diketahui, emiten berkode saham INCO itu sebelumnya menargetkan produksi tahun ini sebesar tidak jauh berbeda dari realisasi produksi tahun lalu sebesar 71.025 ton. Realisasi itu turun 5 persen dibandingkan dengan produksi 2018 sebesar 74.806 ton.

Adapun, sepanjang paruh pertama 2020, INCO telah memproduksi nikel dalam matte sebesar 36.315 ton, naik 18 persen dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 30.711 ton. 

Kendati demikian, Irmanto menegaskan bahwa perseroan akan terus memperhatikan pengoperasian furnace 4 dan menggunakannya dengan tenaga yang lebih rendah untuk menghindari beberapa risiko seiring dengan ditundanya proyek pembangunan ulang fasilitas tambang itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper