Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Penawaran Lelang SUN Naik Lagi, Ini Penyebabnya

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu RI, total penawaran yang masuk tercatat sebesar Rp72,78 triliun dengan nominal yang dimenangkan senilai Rp22 triliun.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA — Penawaran yang masuk dalam lelang Surat Utang Negara pada 28 Juli 2020 tercatat naik dibandingkan lelang sebelumnya. Analis menilai investor perbankan masih menjadi harapan penyerapan lelang SUN selain potensi kembalinya investor asing ke pasar obligasi domestik.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu RI, total penawaran yang masuk tercatat sebesar Rp72,78 triliun dengan nominal yang dimenangkan senilai Rp22 triliun.

Total penawaran yang masuk kali ini meningkat dari lelang sebelumnya yang senilai Rp61,16 triliun.

Head of Fixed Income BNI Sekuritas Ariawan menjelaskan kenaikan penawaran tersebut ditopang oleh penyerapan dari investor perbankan. Adapun, data kepemilikan bank di Surat Berharga Negara (SBN) cenderung meningkat sejak akhir tahun lalu.

“Kami lihat ke depan harusnya [permintaan SUN] cukup besar karena likuiditas masih banyak terutama dari perbankan,” ujar Ariawan di Jakarta, Selasa (28/7/2020).

Ariawan menunjukkan saat ini likuiditas perbankan masih cukup besar terlihat dari tingkat LDR (loan-to-deposit ratio) yang cenderung turun dan likuiditas dari Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung meningkat.

Selain potensi penyerapan SUN dari investor perbankan, investor asing juga disebut akan kembali masuk ke pasar negara berkembang termasuk Indonesia. Adapun, saat ini likuiditas global kian meningkat karena bank sentral utama di dunia terus menggelontorkan stimulus dalam bentuk pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE).

“Dengan adanya likuiditas yang besar ini, harusnya tidak menjadi masalah di lelang SBN ke depannya,” tutur Ariawan.

Walaupun nantinya kondisi perekonomian global memburuk dan membuat investor kembali wait and see, penyerapan SBN disebut Ariawan masih mendapat kepastian dari Bank Indonesia yang menjadi stand-by buyer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper