Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) mencatatkan kinerja yang kurang cemerlang pada semester pertama tahun ini.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan per 30 Juni 2020 di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/7/2020), emiten berkode saham KINO tersebut membukukan penjualan Rp2,19 triliun.
Realisasi angka tersebut menurun tipis 1,3 persen secara tahunan dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp2,22 triliun.
Besarnya keuntungan pembelian dalam diskon untuk saham milik Morinaga & Co Ltd pada PT Morinaga Kino Indonesia (MKI) pada awal tahun 2019 lalu sebesar Rp264,21 miliar, semakin menggerus laba bersih perseroan pada tahun ini.
Padahal, perseroan sudah berhasil menekan beban pokok penjualan yang terkoreksi 8,54 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp1,1 triliun, ditambah adanya laba kurs sebesar Rp2,48 miliar berbanding terbalik dari posisi rugi kurs periode semester I/2019 sebanyak Rp1,88 miliar.
Pada akhirnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KINO tergerus 67,52 persen yoy menjadi Rp118,64 miliar dari sebelumnya Rp365,29 miliar.
Baca Juga
Hal ini akhirnya juga membuat laba per saham atau earning per share perseroan terkikis dari Rp256 pada tahun sebelumnya menjadi Rp83 pada periode tersebut.
Produsen larutan penyegar cap kaki tiga tersebut juga mencatatkan kenaikan liabilitas 28,36 persen dibandingkan periode akhir tahun menjadi Rp2,56 triliun diakibatkan meningkatnya utang bank jangka pendek dan utang bank jangka panjang.
Di sisi lain, ekuitas perseroan meningkat tipis 0,19 persen dibandingkan periode akhir tahun menjadi Rp2,71 triliun, sehingga aset perseroan juga ikut meningkat 12,14 persen dibandingkan periode akhir tahun 2019 menjadi Rp5,26 triliun.
Terakhir, Kino Indonesia membukukan kenaikan kas dan setara kas sebesar 4,62 persen secara tahunan menjadi Rp305,12 miliar.