Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Kino Kembali Borong Saham, Total Mencapai Rp22,69 Miliar

Dalam dua pekan terakhir, Direktur Utama Kino Indonesia Harry Sanusi sudah menggelontorkan uang sebesar Rp22,69 miliar untuk membeli saham perusahaan yang dia pimpin.
Presiden Direktur PT Kinocare Era Kosmetindo (Kino), Harry Sanusi. /Bisnis.com
Presiden Direktur PT Kinocare Era Kosmetindo (Kino), Harry Sanusi. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah sempat melakukan aksi jual beli selepas periode pengumuman likuidasi anak usaha patungannya dengan Grup Malee asal Thailand, CEO dan Presiden Direktur PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) Harry Sanusi kembali memborong lagi saham perseroannya.

Dikutip dari keterangan yang disampaikan Harry Sanusi kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis (2/7/2020), dia menyatakan telah membeli lagi saham emiten berkode saham KINO tersebut dalam kurun waktu 24 Juni 2020 – 30 Juni 2020.

Selama periode satu pekan tersebut, Harry membeli 1.529.100 lembar saham dengan harga pembelian saham Rp3.405,96. Sehingga jika merujuk pada angka tersebut, nilai nominal yang digelontorkannya untuk membeli saham perseroan yang ia pimpin tersebut adalah sebesar Rp5,21 miliar.

Sebelum transaksi tersebut dilakukan, Harry juga sempat membeli 5.286.700 saham KINO dengan harga pembelian per saham lebih rendah yakni Rp3.306,08 dalam kurun waktu 15 Juni 2020 - 22 Juni 2020. Adapun, nilai nominal yang ia keluarkan untuk transaksi pembelian saham sebelumnya adalah sebesar Rp17,48 miliar. 

Sehingga, dalam dua pekan terakhir, Harry sudah menggelontorkan uang sebesar Rp22,69 miliar. Dalam keterangannya, Harry menuliskan maksud dari tujuan transaksi tersebut adalah investasi dengan status kepemilikan saham langsung. 

Kendati demikian, pada awal masa pembelian besar-besarannya, Harry juga sempat menjual 7.143.000 lembar sahamnya dengan harga penjualan per saham yang bahkan lebih rendah dari harga pembelian saham dari dua transaksi setelahnya yakni Rp3.000 pada Senin (15/6/2020). 

Dengan maksud divestasi yang disebutkannya dalam keterangan keterbukaan informasi BEI, dia sudah mendapatkan dana segar Rp21,43 miliar pada awal masa jual beli saham besar-besarannya tersebut. 

Adapun, selisih nilai nominal total pembelian dan penjualan saham atas perseroan yang terkenal memproduksi minuman dengan jenama Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga tersebut adalah sebesar Rp1,26 miliar.

Untuk diketahui, KINO memutuskan untuk melikuidasi anak usahanya dengan Grup Malee yakni PT Kino Malee Indonesia (KMI) dan Malee Kino (Thailand) Company Limited pada Senin (15/6/2020) dan diumumkan kepada BEI pada Rabu (17/6/2020) lalu.

Hingga penutupan pasar pada Kamis (2/7/2020), harga saham KINO melemah tipis 0,28 persen atau 10 poin ke level Rp3.570. 

Sebelumnya, Direktur Keuangan Kino Indonesia Budi Muljono berpendapat bahwa faktor utama dari pembubaran perusahaan tersebut adalah menyangkut keterbatasan bahan baku. Ke depan, perusahaan masih akan melakukan importasi produk Malee melalui PT Kino Malee Trading.

Budi menjelaskan bahwa pada dasarnya penjualan produk Malee di Indonesia mengalami peningkatan dalam kurun waktu kurang dari setahun berjalannya importasi operasional. Hal ini dikarenakan produk minuman Malee berada di kelas premium dengan menawarkan kandungan 100 persen jus buah asli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper