Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggota Indeks LQ45 dan IDX30 Berganti, Ini Kata Analis

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan kehadiran sejumlah anggota konstituen baru di daftar indeks LQ45 dan IDX30 hanya akan memberikan dampak jangka pendek bagi pergerakan indeks.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020)./Bisnis-Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020)./Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Pergantian anggota indeks-indeks acuan di Bursa Efek Indonesia dianggap lebih akan menguntungkan bagi saham yang didaulat masuk indeks tersebut dibandingkan dengan pergerakan indeks-indeks terkait.

Sebagaimana diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja resmi mengubah jajaran penghuni indeks LQ45 dan IDX30 untuk daftar yang berlaku sejak Agustus 2020 hingga Januari 2021 .

Bursa menambahkan tiga emiten baru ke dalam daftar Indeks LQ45 yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA), dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA). Sebagai gantinya, BEI mendepak PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).

Untuk IDX30, BEI menambahkan PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS), PT XL Axiata Tbk. (EXCL), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR). Adapun, tiga saham yang keluar dari penghitungan IDX30 yakni PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP).

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan kehadiran sejumlah anggota konstituen baru di daftar kedua indeks tersebut hanya akan memberikan dampak jangka pendek bagi pergerakan indeks.

Enggak terlalu signifikan sih pengaruhnya, tapi cenderung menguntungkan kepada perusahaan yang masuk dalam indeks,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (26/7/2020).

Menurut Hans, para anggota konstituen ini akan diuntungkan karena sahamnya diperkirakan banyak dibeli terutama oleh manajer investasi yang memiliki produk yang mengacu pada indeks LQ45 dan IDX30.

Hans menyebut harga saham yang banyak dibeli tentu akan meningkat akibat rebalancing portofolio reksa dana dan Exchange Trade Fund (ETF). Sebaliknya, saham yang terdepak keluar dari daftar akan mengalami penurunan harga.

“Tapi sekali lagi jangka pendek saja sih. Turun sehari, paling lama 2 hari. Habis itu normal lagi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, mayoritas saham-saham baru penghuni indeks tersebut dinilai memiliki prospek yang cerah dan layak dikoleksi, misalnya MDKA dan MIKA.

“MDKA itu kan emas, lagi naik harganya. Kalau MIKA itu perusahaan farmasi yang bagus dan dengan aset yang bagus, itu tentu menjanjikan,” tutur Hans.

Dia juga merekomendasikan dua saham yang berkaitan dengan telekomunikasi yang kini menjadi anggota IDX30 yakni EXCL dan TOWR. Keduanya dipandang punya prospek yang bagus karena bisnis jaringan cenderung kebal terhadap pandemi Covid-19.

“Kalau kita lihat di periode pandemi ini penjualan paket data meningkat jadi pasti EXCL diuntungkan. Kemudian, TOWR dengan bisnis tower bahkan lebih menguntungkan daripada telekomunikasi sendiri, karena pendapatan mereka nyewain menara itu lebih stabil,” jelas Hans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper