Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bagai Minum 'Obat Kuat', Saham Farmasi Melonjak Tiga Hari Beruntun

Empat saham emiten farmasi terpantau melonjak 8 persen hingga 24 persen di awal perdagangan hari ini, Kamis (23/7/2020).
Pekerja mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan ponselnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG pada Senin (11/5/2020) berakhir di level 4.639,1 dengan penguatan sekitar 0,91 persen atau 41,67 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan ponselnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG pada Senin (11/5/2020) berakhir di level 4.639,1 dengan penguatan sekitar 0,91 persen atau 41,67 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten farmasi kembali melanjutkan reli dengan penguatan 8 persen hingga 24 persen. Kenaikan saham farmasi memimpin penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) di awal perdagangan hari ini, Kamis (23/7/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG naik 0,32 persen atau 16,37 poin ke posisi 5.126,56 pada pembukaan perdagangan hari ini. Sebanyak 116 saham menguat, 31 saham koreksi, dan 82 saham stagnan.

Kemudian, berselang 10 menit sejak pembukaan, indeks naik 27,87 poin ke atau 0,55 persen ke posisi 5.138,05. Saham PT Indofarma Tbk., PT Kimia Farma Tbk., PT Phapros Tbk., dan PT Pyridam Farma Tbk. menjadi pendorong kenaikan indeks dengan kenaikan berkisar 8 persen hingga 24 persen.

Saham berkode INAF melesat 24,47 persen ke posisi 2.340 sedangkan saham berkode KAEF naik 11,48 persen ke level 2.550. Saham berkode PEHA juga terpantau naik 9,90 persen menjadi 1.700. Sementara itu, saham berkode PYRA naik 8,37 persen ke level 8,37 persen.

Pada perdagangan kemarin, IHSG harus rela mengakhiri pergerakannya di zona merah setelah melemah tipis 0,09 persen ke level 5,110,19. Adapun pelemahan didorong oleh sektor aneka industri (-1.19 persen) dan properti (-0.70 persen).

Untuk diketahui, saham farmasi menggeliat sejak kabar uji klinis vaksin virus corona (Covid-19) merebak. PT Bio Farma (Persero), induk usaha dari KAEF, INAF, dan PEHA berencana melakukan uji klinis calon vaksin dengan melibatkan 1.620 relawan pada Agustus 2020.

Bila tidak ada aral melintang, tahap produksi vaksin diharapkan bisa dimulai pada kuartal I/2021. Kimia Farma dan Indofarma menyatakan siap untuk membantu distribusi vaksin yang rencananya bisa diproduksi hingga 250 juta dosis.

Di lain pihak, Bursa Efek Indonesia terus mencermati laju saham emiten farmasi sejak kemarin. Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengonfirmasi bahwa selama dua hari terakhir memang bursa mengamati pergerakan saham INAF dan KAEF.

“Sejak kemarin, ya (saham INAF dan KAEF terkena ARA). Karena ekspektasi dari vaksin Covid-19 yang diharapkan berhasil,” ujar Laksono kepada Bisnis, Rabu (22/7/2020).

Lebih lanjut, Laksono mengatakan kriteria bursa memberikan stempel unusual market activity (UMA) kepada emiten tidak bisa dibagikan ke publik walaupun pergerakan harga saham adalah salah satu di antaranya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper