Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi PT Acset Indonusa Tbk. telah mengantongi realisasi kontrak baru senilai Rp1 miliar hingga semester I/2020.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari menyatakan perolehan kontrak baru didapatkan dari kontrak pembuatan fondasi. Jumlah tersebut sedikit dibawah perolehan kontrak baru emiten berkode saham ACST ini pada semester I/2019. Kala itu, anak perusahaan Astra International ini mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp1,44 triliun
"Sektor konstruksi memang cenderung menantang untuk tahun ini. Namun, kami akan terus berupaya mendapatkan kontrak baru sesuai dengan keahlian perusahaan yang meliputi, infrastruktur, pembangunan fondasi, dan lain-lain," katanya saat dihubungi pekan ini.
Sebelumnya, manajemen ACST juga menyatakan pandemi virus corona juga berimbas pada kelangsungan operasional perusahaan. Sejak pandemi virus corona terjadi, perusahaan telah menerapkan membatasi jumlah karyawan yang bekerja di kantor.
ACST juga memperkirakan bakal terjadi penurunan total pendapatan serta laba bersih sekitar 25 persen hingga 50 persen pada periode Maret 2020 berbanding dengan Maret 2019.
"Kegiatan operasional yang terhenti berkontribusi sekitar 51 persen hingga 75 persen dari pendapatan perusahaan," demikian kutipan laporan tersebut.
ACST mencatatkan rugi bersih senilai Rp123,83 miliar pada kuartal I/2020. Rugi yang dicatatkan perseroan membengkak 36,37 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, emiten berkode saham ACST ini membukukan pendapatan Rp477,61 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, pendapatan perseroan menukik 40,79 persen.
Berdasarkan kontribusi lini bisnisnya, perolehan pendapatan perseroan didominasi oleh pendapatan dari sektor infrastruktur sebesar 45 persen dan konstruksi 36 persen. Sementara itu, lini bisnis fondasi dan sektor lainnya menyumbang masing-masing 14 persen dan 5 persen.
Penurunan pendapatan ini juga diikuti dengan penurunan beban pokok sebesar 30,68 persen menjadi Rp490,43 miliar. Dengan demikian, posisi laba kotor perseroan yang pada kuartal I/2019 mencapai Rp99,14 miliar harus berbalik menjadi rugi Rp12,82 miliar.