Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Wait and See, Lelang SUN Sepi Lagi

Dalam dua bulan terakhir, lelang SUN didominasi pelaku pasar dari dalam negeri.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA — Posisi investor asing yang masih wait and see dan belum berani masuk ke pasar obligasi Indonesia menjadi penyebab turunnya nilai penawaran lelang Surat Utang Negara pada Selasa (14/7/2020).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu RI, total penawaran yang masuk tercatat sebesar Rp61,16 triliun dengan nominal yang dimenangkan senilai Rp22 triliun.  Total penawaran yang masuk kali ini lebih rendah dibandingkan lelang pada 30 Juni 2020 yang senilai Rp72,03 triliun. 

Fikri C. Permana, Head of Economics Research Pefindo, menjelaskan turunnya nilai penawaran dalam lelang SUN tersebut disebabkan oleh dana asing yang belum masuk ke pasar surat utang negara. 

“Dua bulan terakhir ini investor asing belum masuk, masih wait and see. Sehingga yang bermain itu baru investor domestik dan Bank Indonesia,” kata Fikri ketika dihubungi Bisnis, Selasa (14/7/2020).

Adapun BI telah menjadi stand by buyer dalam lelang SUN dengan porsi penyerapan sekitar 9 persen — 10 persen dalam dua bulan terakhir.

Pekan lalu, BI dan Kemenkeu pun menyepakati skema burden sharing untuk mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam skema itu, BI akan menanggung pembiayaan public goods melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) melalui mekanisme private placement.

Selama investor asing masih wait and see akibat Covid-19, Fikri memperkirakan penawaran yang masuk dalam lelang SUN hanya bisa mencapai kisaran Rp80 triliun. Perinciannya, investor domestik dapat menyesuaikan penawaran lelang SUN sebesar Rp60 triliun—Rp70 triliun dan BI berpotensi menyerap sebanyak Rp10 triliun.

Biasanya, investor asing akan mengamankan porsi sekitar 30 persen — 40 persen dalam lelang SUN. “Selama ini porsi asing 30 persen—40 persen, begitu mereka hilang sekitar 20 persen turunnya juga bisa sekitar Rp20 triliun—Rp30 triliun setiap lelang,” ujar Fikri. 

Dari data DJPPR, investor asing mencatatkan aksi jual Surat Berharga Negara (SBN) rupiah yang dapat diperdagangkan senilai Rp128,49 triliun hingga 10 Juli 2020 sejak awal tahun. Dengan demikian, kini kepemilikan non-residen di tradable SUN hanya Rp943,80 triliun atau sudah turun ke bawah level 30 persen.

Lebih lanjut, Fikri melihat saat ini investor asing masih cenderung mengoleksi aset-aset safe haven seperti emas.

Untuk aset surat utang negara, investor asing tampak lebih menyukai obligasi di Jepang, Korea Selatan, dan Swiss yang dinilai lebih aman. Walaupun aset di Amerika Serikat juga termasuk aman, pandemi Covid-19 di sana ternyata membuat investor mempertimbangkan negara lain yang benar-benar rendah risikonya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper