Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan emisi surat utang korporasi pada tahun ini sebanyak-banyaknya Rp100 triliun. Nilai tersebut merupakan skenario optimistis dari tiga skenario yang ditetapkan oleh lembaga pemeringkat utang tersebut.
Salyadi Saputra, Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), menjelaskan perseroan mengeluarkan tiga skenario untuk menggambarkan proyeksi penerbitan obligasi korporasi pada paruh kedua tahun ini.
“Biasanya kami membuat estimasi hanya satu angka, sekarang tidak bisa lagi. Kami buat estimasi tiga angka [pesimistis, moderat, dan optimistis],” kata Salyadi melalui koferensi pers virtual pada Jumat (10/7/2020).
Untuk skenario pesimistis, Pefindo memperkirakan penerbitan obligasi korporasi pada periode Juli—Desember 2020 bertambah 25 persen dari total mandat yang sudah dikantongi per 30 Juni 2020. Dengan demikian, total emisi obligasi korporasi pada tahun ini bisa mencapai Rp60 triliun—Rp70 triliun.
Skenario moderat, pertambahan emisi pada semester II/2020 diperkirakan sebanyak 50 persen dari total mandat atau terjadi peningkatan yang hampir sama dengan semester I/2020, sehingga total emisi pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp80 triliun.
“Ketiga, [skenario] optimis kami harapkan bisa sampai mungkin Rp100 triliun di tahun ini,” tutur Salyadi.
Baca Juga
Apabila skenario optimistis terealisasi senilai Rp100 triliun, perolehan tersebut menjadi turun dari realisasi penerbitan pada tahun 2019 yang mencapai Rp146,5 triliun.
Adapun sampai dengan 30 Juni 2020, Pefindo telah menerima mandat emisi oblogasi korporasi senilai Rp74,16 triliun. Dilihat dari sektornya, mandat tersebut didominasi oleh sektor perbankan sebesar 13,48 persen, pembiayaan sebesar 11,87 persen, dan jalan tol sebesar 10,59 persen.
Salyadi mengakui nilai tersebut sulit terealisasi semuanya menjelang akhir tahun mengingat adanya tekanan tak terukur dari penyebaran Covid-19.
Pada semester I/2020, Pefindo mencatat realisasi penerbitan baru obligasi senilai Rp30,03 triliun atau turun 42,8 persen dari pencapaian Rp52,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya, Pefindo telah menurunkan estimasi penerbitan surat utang korporasi pada 2020 setidaknya 30 persen dari proyeksi awal tahun senilai Rp158,5 triliun karena kekhawatiran dampak Covid-19.
“Awalnya prediksi cukup tinggi karena kami yakin ada Rp130,7 triliun yang jatuh tempo dan mungkin ada yang refinancing. Tapi kenyataannya sekarang kalau kondisi tidak kondusif, salah satu solusi untuk korporasi adalah kembali lagi ke perbankan,” jelas Salyadi.