Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. membukukan rugi bersih pada kuartal I/2020, berbalik dari sebelumnya pembukuan laba akibat penurunan pendapatan.
Dalam laporan keuangan per Maret 2020, manajemen menyebutkan pendapatan usaha Garuda Indonesia senilai US$768,12 juta. Nilai itu turun 43,15 persen year on year (yoy) dari sebelumnya US$1,09 miliar.
Penurunan pendapatan Garuda Indonesia terutama disebabkan pemasukan penerbangan berjadwal terkoreksi menjadi US$654,53 juta dari kuartal I/2019 senilai US$924,93 juta. Pendapatan lainnya juga turun menuju US$108,27 juta dari sebelumnya US$171,75 juta.
Beban usaha memang menurun menuju US$945,7 juta dari sebelumnya US$1,05 miliar. Namun, Garuda Indonesia masih mencatatkan rugi periode berjalan US$123,51 juta, dari laba periode berjalan sebelumnya senilai US$19,74 juta.
Adapun, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih Garuda Indonesia pada kuartal I/2020 senilai US$120,16 juta. Posisi itu berbalik dari laba bersih pada kuartal I/2019 sebesar US$20,48 juta.
Sementara itu, kas untuk investasi membengkak menjadi US$40,24 juta dari sebelumnya US$1,73 juta. Kas setara kas pada akhir periode pun mencapai US$163,32 juta menurun dari kuartal I/2019 sebesar US$337,14 juta.
Baca Juga
Dari pos utang, liabilitas Garuda Indonesia membengkak menjadi US$8,64 miliar per Maret 2020 dari posisi akhir 2019 sebesar US$3,73 miliar. Liabilitas jangka pendek sejumlah US$3,67 miliar, naik dari sebelumnya US$3,26 miliar.
Ekuitas perusahaan BUMN itu mencapai US$500,81 juta, turun dari sebelumnya US$720,62 juta. Total aset Garuda Indonesia pada kuartal I/2020 sejumlah US$9,14 miliar, naik dari akhir 2019 sebesar US$4,45 miliar.