Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perusahaan rintisan yang bergerak di sektor pariwisata, PT. Tourindo Guide Indonesia Tbk., berencana akan menggelar aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam keterbukaan informasi perseroan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode saham PGJO itu akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1 miliar saham baru seri B dengan nilai nominal Rp50 per saham.
Adapun, harga dan tanggal pelaksanaan dari aksi korporasi itu belum ditetapkan oleh perseroan.
Direktur Tourindo Guide Indonesia Evie Feniyanti mengatakan bahwa seluruh dana yang diperoleh dari aksi korporasi itu nantinya akan digunakan untuk membiayai kebutuhan usaha dan ekspansi usaha perseroan, baik dalam bentuk belanja modal maupun modal kerja.
Hal itu dilakukan mengingat sektor pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 seiring dengan diterapkannya pembatasan sosial untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.
“Guna mendukung pertumbuhan dan membiayai kebutuhan usaha jangka pendek, khususnya terkait business priority, perseroan menilai pendanaan bersifat ekuitas merupakan jalan yang paling optimal untuk ditempuh saat ini,” tulis Evie seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (30/6/2020).
Baca Juga
Untuk diketahui, PGJO adalah perusahaan pertama yang melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di BEI pada tahun ini. PGJO resmi melantai di bursa pada 8 Januari 2020.
Pada penutupan perdagangan Senin (29/6/2020) saham PGJO parkir di level Rp79 per saham, naik 1,28 persen atau naik 1 poin. Dalam satu bulan terakhir, saham PGJO telah terkoreksi 11,24 persen.
Adapun, per 31 Mei 2020 komposisi kepemilikan saham perseroan terdiri atas Claudia Ingkiriwang 17,7 persen, PT Surya Fajar Capital Tbk. 15,46 persen, Darren Arthur Philip Setiawan 10,2 persen , Ellen Yanury Luassa 3,83 persen, Henri Widodo 3,83 persen, dan publik 48,98 persen.