Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada akhir perdagangan hari ini, Senin (29/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,05 persen atau 2,27 poin ke level 4.901,82 pada akhir perdagangan dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (26/6/2020), IHSG mampu berakhir di level 4.904,09 dengan kenaikan 0,15 persen atau 7,36 poin.
Indeks mulai selip dari zona hijau dengan terkoreksi 0,15 persen atau 7,14 poin ke level 4.896,95 pada Senin pukul 9.00 WIB. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.862,04-4.909,91.
Sebanyak 5 dari 9 sektor menetap di zona merah pada akhir perdagangan, didiorong oleh sektor aneka industri yang melemah 1,82 persen dan pertanian yang melemah 1,81 persen. Empat sektor lainnya menguat, dipimpin oleh sektor finansial yang naik 0,37 persen.
Dari 693 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 154 saham menguat, 251 saham melemah, dan 288 saham stagnan.
Baca Juga
Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 2,04 persen dan 1,2 persen menjadi penekan utama IHSG pada perdagangan hari ini.
Indeks saham lainnya di Asia juga tampak tertekan di zona merah, antara lain indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing melemah 1,78 persen dan 2,3 persen, sedangkan indeks Kospi melemah 1,93 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing melemah 0,61 persen dan 0,71 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melorot 1,01 persen.
Sentimen penghindaran risiko semakin melanda pasar setelah kasus Covid-19 menembus 10 juta di seluruh dunia dan lonjakan kasus baru infeksi virus corona di AS terus menghantam negara-negara bagian seperti Texas, Arizona, dan Florida.
“Pemulihan akan berjalan jauh lebih lambat dan jauh lebih tidak merata daripada yang diyakini kebanyakan orang," kata Presiden dan CEO PGIM Inc. David Hunt, seperti dikutip dari Bloomberg.
Menurut Pilarmas Investindo, pergerakan IHSG masih sangat dipengaruhi sentimen global salah satunya adalah rencana negara bagian di Amerika Serikat untuk kembali menerapkan lockdown menyusul lonjakan kasus penyebaran virus corona. Saat ini penularan tersebut semakin berkembang dengan cepat di Negeri Paman Sam.
Langkah itu dipandang menjadi salah satu faktor yang akan menggoyahkan ekspektasi dan harapan geliat perekonomian yang lebih baik setelah pembukaan perekonomian.
"Di tengah situasi dan kondisi seperti ini, kami masih belum cukup yakin bahwa semester 2 bisa lebih baik dari semester 1. Namun apapun bisa saja terjadi, karena tidak ada seseorang pun yang bisa meramal dengan pasti mengenai masa depan," tulisnya dalam riset.
Pergerakan indeks sektoral | |
---|---|
Sektor | Perubahan (persen) |
Aneka industri | -1,82 |
Peranian | -1,81 |
Properti | -1,04 |
Infrastruktur | -0,52 |
Tambang | -0,45 |
Industri dasar | +0,08 |
Barang konsumsi | +0,17 |
Perdangangan | +0,32 |
Finansial | +0,37 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia