Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah kasus infeksi baru Covid-19 di dalam negeri disebut bakal menyurutkan animo investor dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara esok, Selasa (23/6/2020).
Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, jumlah penawaran yang masuk pada lelang besok akan mengalami penurunan dibandingkan lelang sebelumnya.
Menurut Fikri, sentimen domestik akan menjadi penekan terbesar yang mempengaruhi jumlah penawaran yang masuk. Hal tersebut khususnya pada pertambahan kasus positif virus corona yang meningkat di kisaran 1.000 orang per hari sejak pemberlakukan kenormalan baru (new normal).
“Jumlah penawaran mungkin akan diatas Rp20 triliun, tetapi sepertinya tidak akan melebihi capaian lelang sebelumnya,” kata Fikri saat dihubungi Bisnis, Senin (22/6/2020) di Jakarta.
Kendati demikian, ia mengatakan sentimen positif dari tren penguatan tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dapat mendorong permintaan pada lelang kali ini.
Menurut data dari World Government Bonds, tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun terpantau di angka 7,278 persen atau menguat 4,8 basis poin dibandingkan posisi minggu lalu sebesar 7,326 persen.
Baca Juga
Pada lelang sukuk 9 Juni 2020 lalu, pemerintah berhasil mengumpulkan penawaran sebesar Rp28,644 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan perolehan dua lelang sukuk sebelumnya pada 5 Mei dan 18 Mei yang berada di kisaran Rp18 triliun.
Dari jumlah penawaran tersebut, pemerintah memutuskan untuk memenangkan sebanyak Rp9,5 triliun dengan seri-seri jangka pendek yang menjadi incaran investor.
Pemerintah akan melelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk). Lelang ini dilakukan guna memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020. Target indikatif dari lelang SBSN ini adalah sebesar Rp7 triliun.