Bisnis.com, JAKARTA – Pembukaan mal mulai dari Senin (15/6/2020) tentu saja menjadi angin segar bagi emiten ritel, termasuk PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF).
Perseroan juga baru saja mengumumkan pembukaan kembali gerainya di area Jabodetabek , mengikuti instruksi pemerintah dan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar pada bulan ini.
Lantas, apakah sahamnya sudah layak untuk dilirik?
Mirae Asset Sekuritas menggarisbawahi bahwa terdapat 21 toko Matahari di luar Jakarta yang sudah mulai dibuka pada 1 Mei 2020 lalu. Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan selama penutupan bulan April dan Mei, perseroan diperkirakan kehilangan pendapatan berkisar Rp2 triliun.
“Wabah Covid-19 bukanlah sesuatu yang dapat kita prediksi, dengan asumsi bahwa semua toko nasional akan melanjutkan operasi pada bulan Juni, kami pikir pendapatan kuartal kedua tahun 2020 mungkin turun sebesar sekitar 35-40 persen secara year on year,” jelasnya dalam publikasi risetnya baru-baru ini.
Perseroan juga sudah membatalkan ekspansi pembukaan 4 toko tahun ini. Selanjutnya, emiten berkode saham LPPF tersebut juga masih menjalankan platform digital matahari.com selama instruksi pembatasan sosial.
“Meskipun kami memprediksi kontribusi platform digital masih sangat kecil terhadap pendapatan, namun kami percaya hal tersebut akan membantu inventaris perusahaan,” sambungnya.
Kendati demikian, sekuritas menimbang perlambatan ekonomi mungkin akan berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan sepanjang tahun ini.
Data laporan keuangan perseroan kuartal pertama tahun 2020 juga belum dipublikasikan sehingga masih ada ketidakpastian yang akan menghantui perusahaan ritel pada periode kali ini.
Sekuritas pada akhirnya mempertahankan rekomendasi trading buy dengan target harga Rp1.700 mengingat valuasinya yang menarik bahkan sudah terlalu murah.
Rekomendasi dan target harga tersebut mempertimbangkan proyeksi penurunan pendapatan dan laba bersih menjadi Rp8,79 triliun dan Rp974,1 miliar berikut dengan price to earning ratio 4,3 kali pada tahun ini.