Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah baru-baru ini mengumumkan penerbitan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI017 yang akan ditawarkan secara daring mulai Senin (15/6/2020) pekan depan.
Instrumen surat utang negara ini memiliki kupon tetap 6,4 persen per tahun dan tenor 3 tahun. Pelaksana Tugas Direktur Surat Utang Negara Deni Ridwan mengungkapkan imbal hasil ORI017 tersebut nyatanya lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito.
Dia menuturkan bahwa selama ini negara hanya menjual obligasi dengan nominal yang besar, sehingga yang mendapat keuntungan adalah para pengusaha besar.
“Bagaimana rakyat yang punya uang kecil dan ingin mendapatkan untung? Dari investasi obligasi. Imbal hasil yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan dengan menyimpan uang di deposito,” ujarnya saat berbicara dalam siaran langsung Instagram DJPPR Kemenkeu bersama dr. Tirta, Sabtu (13/6/2020).
Di samping itu, lanjut Deni, meskipun tenggat waktu ORI017 hanya berkisar tiga tahun tetapi instrumen tersebut bisa dijual di pasar sekunder setelah bulan kedua. Hal ini akan mempermudah pemegang ORI017 yang sewaktu-waktu membutuhkan dana segar.
“Orang berinvestasi di deposito karena persepsi aman. Itu juga ada di ORI017 karena dijamin oleh pemerintah. Tidak mungkin gagal bayar karena dijamin oleh Undang-undang. Kalau gagal bayar artinya negara bangkrut dan tidak mungkin negara bubar,” sambungnya.
Untuk diketahui, bunga deposito bank saat ini berada dalam tren penurunan. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru-baru ini telah memangkas tingkat bunga pinjaman simpanan pada akhir Mei 2020 sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen untuk simpanan rupiah dan simpanan valas sebesar 1,5 persen.
Lebih lanjut, Deni menerangkan instrumen tersebut bisa diperjual belikan di pasar sekunder dengan memperhitungkan keuntungan modal setelah transaksi pada bulan kedua.
“Kalau transaksi tutup bulan Juli, September sudah bisa diperjualbelikan. Orang juga bisa mendapatkan untung istilahnya capital gain. Kalau misalnya, sekarang beli di harga Rp100, bulan September naik ke harga Rp105, ada keuntungan dong Rp5. Nah, itu capital gain,” paparnya soal ORI.