Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Emiten: Indonesia Bisa Ambil Kue Supply Chain, Siap Bangkit Kuartal III

Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Franciscus Welirang menyampaikan pandemi Covid-19 memberikan perubahan dalam kegiatan ekonomi. Namun demikian, dibalik ancaman terhadap ekonomi dan bisnis, masih terbuka peluang yang bias dimanfaatkan.
Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Franciscus Welirang  menyampaikan sambutan pada  CEO Focus 2017 dengan tema Tantangan Dunia Usaha dan Pengembangan Pasar Modal, di Jakarta,  Senin (6/11)./JIBI-Dedi Gunawan
Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Franciscus Welirang menyampaikan sambutan pada CEO Focus 2017 dengan tema Tantangan Dunia Usaha dan Pengembangan Pasar Modal, di Jakarta, Senin (6/11)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten dapat mengambil kue suplly chain atau rantai pasokan global dari adanya perubahan pola bisnis global.

Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Franciscus Welirang menyampaikan pandemi Covid-19 memberikan perubahan dalam kegiatan ekonomi. Namun demikian, dibalik ancaman terhadap ekonomi dan bisnis, masih terbuka peluang yang bisa dimanfaatkan.

“Pandemi telah memberikan tananan baru terhadap pasokan dunia, yang tadinya pasokan global 20 persen dikuasai China telah bergeser ke negara lain. Indonesia harus mampu memanfaatkan ini,” paparnya dalam acara halal bihalal secara daring, Kamis (11/6/2020).

Frankie, sapaan akrabnya, melanjutkan emiten berpeluang mengambil bagian sebagai pemasok global supply chain. Oleh karena itu, Indonesia harus berbenah untuk menarik investor.

Adanya relaksasi pajak dari pemerintah perlu dibarengi dengan kepastian birokrasi dan iklim bisnis yang sehat. Untungnya, berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 masih positif meningkat 2,97 persen year on year (yoy).

Saat ini, dengan adanya PSBB transisi dan menyambut kenormalan baru, diharapkan perusahaan dapat bangkit dan berkontribusi menghidupkan kembali roda perekonomian.

"Diharapkan dengan new normal, kinerja perusahaan yang tadinya turun karena terhambat selama tiga bulan dapat kembali bangkit. Harapannya, kuartal III/2020 ekonomi sudah menanjak kembali," imbuhnya.

Sementara itu, Bursa Efek Indonesia mencatat sepanjang 2019 total pendapat 634 emiten mencapai Rp4.225 triliun dengan laba bersih Rp403 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan terdapat 634 emiten atau 90,31 persen yang telah menyampaikan Laporan Keuangan Auditan per 31 Desember 2019.

Menurutnya total pendapatan emiten secara keseluruhan mencapai Rp4.425 triliun per 2 Juni 2020. Sektor keuangan menjadi penopang dengan torehan pendapatan terbesar di tahun 2019, yaitu Rp825 triliun dari 115 perusahaan.

“Untuk total laba bersih emiten adalah sebesar Rp403 triliun dan sektor keuangan yang mendapat laba bersih terbesar yaitu Rp165 triliun dari 115 perusahaan,” katanya Kamis (4/6/2020).

Nyoman menambahkan bila dibandingkan dengan 2018, nilai pendapatan emiten mengalami kenaikan sebesar Rp151 triliun atau 4 persen. Akan tetapi terjadi penurunan sebesar Rp8 triliun atau 2 persen pada laba bersih.

“Penurunan laba bersih disebabkan oleh performa dari sektor industri dasar dan kimia serta sektor pertambangan [terkoreksi] dengan penurunan laba bersih senilai Rp17 triliun dan Rp12 triliun,” imbuhnya.

Selain itu, jumlah perusahaan tercatat yang membukukan laba bersih per 31 Desember 2019 adalah sebanyak 501 Perusahaan ata 80 persen dari total emiten.

Adapun untuk komposisi Opini Audit Laporan Keuangan per 31 Desember 2019 dari 634 Perusahaan Tercatat adalah:

1. 631 perusahaan (99,52%) mendapatkan opini “Wajar Tanpa Modifikasikan”,

2. 1 perusahaan (0,16%) mendapatkan opini “Wajar Dengan Modifikasian”, dan

3. 2 perusahaan (0,32%) mendapatkan opini “Tidak menyatakan pendapat”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper