Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan harga minyak yang bersejarah kini berada dalam bayang-bayang perpecahan antarprodusen. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya hingga saat ini belum mencapai mufakat untuk menentukan perpanjangan masa pemangkasan produksi.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (5/6/2020), pemangkasan produksi dibutuhkan untuk menjaga harga minyak tidak lagi anjlok ; di tengah tren permintaan yang turun akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Arab Saudi, produsen minyak terbesar di dunia kini mulai geregetan dengan tingkah produsen minyak lainnya, Irak. Negeri Seribu Satu Malam itu bertindak tidak terpuji mengingkari komitmen yang telah disepakati.
Arab Saudi dan Rusia sebelumnya sudah sepakat untuk memperpanjang pembatasan produksi selama satu bulan. Namun, tindakan yang mengingkari komitmen seperti yang dilakukan Irak membuat Arab Saudi dan Rusia juga mengancam melakukan hal serupa.
Perseteruan ini sempat menggoyang harga minyak mentah. Harga minyak mentah WTI
(West Texas Intermediate) untuk pengiriman Juli turun 1,7 persen menjadi US$36,65 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus juga turun 1 persen menjadi US$39,39 di ICE Futures Europe Exchange setelah diperdagangkan di atas US$40. Level itu merupakan pertama kali dicapai dalam tiga bulan terakhir.
Harga minyak kemudian mengalami kenaikan pada Kamis (4/6/2020) pukul 18.32 atau Jumat (5/6/2020) pukul 05.32 WIB. Harga minyak WTI terpantau US$37,38 per barel. Adapun harga minyak Brent tercatat di level US$39,99 per barel.
Kepala Strategi Komoditas Toronto Dominion Bank Bart Melek mengatakan menunda pertemuan antaranggota OPEC dan sekutunya memang terkesan memberikan kesempatan kepada Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan dengan anggota lainnya.
"Ada cukup kepercayaan bahwa pertemuan nanti akan memperpanjang [durasi] pemotongan produksi," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.
Arab Saudi dan Rusia sebelumnya sudah setuju untuk memperpanjang pembatasan produksi selama satu bulan. Riyadh juga sudah menunda rilis harga minyak mentah Juli 2020 terkait kesepakatan tersebut.