Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Daur Ulang Plastik, Laba Inocycle (INOV) Ciamik

Perusahaan yang memproduksi Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF) mencatatkan kenaikan penjualan 25 persen dari Rp 395,6 miliar menjadi Rp 494,7 miliar pada 2019. Sementara laba tahun berjalan meningkat 40 persen dari Rp 16,0 miliar menuju Rp 22,5 miliar.
Inocycle adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF) dengan mengolah plastik daur ulang tanpa limbah. - Inocycle
Inocycle adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF) dengan mengolah plastik daur ulang tanpa limbah. - Inocycle

Bisnis.com, JAKARTA – PT Inocycle Technology Group Tbk. (INOV), perusahaan yang telah tersertifikasi aspek environmental, social and governance (ESG) dari The Planet Mark, mengumumkan kenaikan kinerja pada 2019.

Perusahaan yang memproduksi Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF) mencatatkan kenaikan penjualan 25 persen dari Rp 395,6 miliar menjadi Rp 494,7 miliar pada 2019. Sementara laba tahun berjalan meningkat 40 persen dari Rp 16,0 miliar menuju Rp 22,5 miliar.

Direktur Inocycle Technology Group Victor Choi mengatakan perseroan berdiri sebagai salah satu perusahaan yang dapat mengolah sampah plastik secara effisien. Bisnis inti Inocycle adalah menciptakan nilai-nilai dari limbah plastik Polyethylen Terephtalate (PET) secara lokal.

“Dengan demikian, kami mengurangi dampak potensial terhadap pencemaran plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau di laut,” paparnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/5/2020).

INOV memulai babak baru dalam perjalanannya dengan mencatatkan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2019. Sejak saat itu, jumlah saham biasa yang beredar meningkat 50 persen dari 1,2 miliar di 2018 menjadi 1,8 miliar pada 2019.

Dari segi bisnis, hasil penjualan INOV Hasil penjualan di 2019 meningkat secara signifikan pada setiap segmen produk INOV. Segmen SF-Staple Fiber menjadi contributor terbesar dengan penjualan Rp 385 miliar (naik 29 persen yoy).

Selanjutnya, penjualan produk non-woven Rp 63 miliar (20 persen yoy), perabot rumah Rp 23 miliar (stabil), CF-Carded Fiber Rp 16,5 miliar (21 persen yoy), dan produk lainnya Rp 7 miliar (24 persen yoy). Semuanya membentuk kenaikan penjualan 25 persen dibandingkan dengan 2018.

Victor Choi mengatakan 2019 juga menjadi tahun dimana publik semakin sadar untuk mengurangi sampah plastik. Di Australia, banyak supermarket yang melarang pengunaan plastik sekali pakai. Amerika telah mengimplementasikan larangan plastik sekali pakai di beberapa negara bagian sejak 2015.

Inggris akan menyusul pelarangan plastik sekali pakai di tahun ini. Sementara itu di Indonesia, INOV telah beroperasi dalam mendaur ulang sampah plastik sejak 2011.

Terkait dampak Covid-19 terhadap bisnis INOV, Victor menjelaskan sejauh ini memang permintaan global terganggu. Namun, perusahaan telah melakukan diversifikasi produk dengan mulai memproduksi masker dan alat pelindung diri (APD) dari polypropylene.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper