Bisnis.com, JAKARTA – Saham Singapore Exchange Ltd. anjlok setelah MSCI Inc. mengumumkan akan memindahkan lisensi untuk produk turunannya di sejumlah indeks dari Singapura ke Hong Kong.
Berdasarkan data Bloomberg, saham SGX anjlok 12 persen di tengah kekhawatiran hilangnya pendapatan, penurunan terbesar sejak tahun 2009.
MSCI telah mencapai kesepakatan dengan Hong Kong Exchanges & Clearing Ltd. untuk menjual 37 kontrak dan opsi berjangka berdasarkan patokan Asia dan pasar negara berkembang, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh penyedia indeks tersebut.
Langkah ini akan menghentikan proses lisensi indeks yang dilakukan MSCI untuk sebagian besar produk derivatif. Adapun SGX dijadwalkan memperpanjang lisensi awal tahun depan setelah perjanjian ini berakhir.
"Apa yang kami lihat di HKEX adalah basis pelanggan yang lebih besar, khususnya akses ke investor institusional dan ritel China," kata chief executive officer MSCI Henry Fernandez dalam conference call, Rabu (27/5/2020), seperti dikutip Bloomberg.
Langkah ini memberikan pukulan bagi SGX, yang menganggap bursa Hong Kong salah satu saingan utamanya. Pergeseran ini terjadi di saat dorongan yang menjadikan bursa Hong Kong pusat keuangan menghadapi tantangan menyusul rencana China untuk memberlakukan undang-undang keamanan di Hong Kong kebangkitan aksi protes pro-demokrasi.
Baca Juga
“Perjanjian MSCI adalah mutlak kepercayaan," kata CEO Hong Kong Exchange Charles Li dalam sebuah wawancara telepon.
Perjanjian tersebut, yang tunduk pada persetujuan peraturan, mengikuti pengumuman bursa Hong Kong tahun lalu tentang peluncuran kontrak berjangka pada MSCI China A Index.
“Kesepakatan terbaru ini pasti akan membantu meningkatkan daya tarik Hong Kong sebagai pusat keuangan dalam jangka menengah," kata Joel Ng, analis di KGI Securities (Singapore) Pte.
Manajer investasi di Aberdeen Standard Investments Elizabeth Kwik mengatakan potensi dorongan volume perdagangan derivatif akan meningkatkan pendapatan HKEX dan membantu operator pertukaran melakukan diversifikasi dari bisnis ekuitas tunai utamanya.
Ng mengatakan laba SGX berpotensi anjlok 10 persen hingga 15 persen karena pengurangan perjanjian denagan MSCI. Saham Singapore Exchange sekarang diperdagangkan pada level termurah dalam setahun dibandingkan HKEx
Bursa Singapura saat ini mendukung perdagangan derivatif ekuitas berdasarkan indeks MSCI untuk Australia, China, India, Indonesia dan Taiwan. Secara terpisah, bursa memiliki perjanjian dengan FTSE International Ltd. untuk penjualan kontrak berjangka China A50.
"Untuk saat ini, FTSE China A50 dan Nikkei futures adalah dua turunan indeks yang paling aktif diperdagangkan di SGX," kata Ng. "Risiko utama dalam jangka menengah dan panjang adalah kemampuan untuk mempertahankan produk-produk ini."