Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Lalu, Pendapatan Dividen Saratoga (SRTG) Cetak Rekor, Bagaimana Prospek Tahun Ini?

Pendapatan dividen dari portofolio investasi Saratoga mencapai hampir Rp2 triliun.
Direktur Keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Lany Djuwita Wong (dari kiri) berbincang dengan Direktur Investasi Devin Wirawan, Hubungan Investor Albert Saputro, dan Direktur Portofolio Andi Esfandiari di sela-sela paparan publik seusai RUPS, di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Direktur Keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Lany Djuwita Wong (dari kiri) berbincang dengan Direktur Investasi Devin Wirawan, Hubungan Investor Albert Saputro, dan Direktur Portofolio Andi Esfandiari di sela-sela paparan publik seusai RUPS, di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. mencetak pendapatan dividen tertinggi sejak perusahaan ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2013. Mampukah tren ini bertahan pada 2020?

Berdasarkan Laporan Tahunan 2019, perusahaan mendapatkan pendapatan dividen sebesar Rp1,99 triliun, meningkat 122 persen dari perolehan pada tahun sebelumnya sebesar Rp900 miliar.

Peningkatan pendapatan dividen meningkat berkat kontribusi dari anak usaha PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. atau MPM. Pada 2018, pendapatan dividen dari MPM nihil. Namun, tahun lalu dividen dari MPM mencapai Rp1,1 triliun.

Peningkatan ini terjadi lantaran pertumbuhan laba bersih MPM secara signifikan untuk tahun buku 2018. Pada periode tersebut, perseroan mendapatkan laba sebesar Rp3,66 triliun yang utamanya dikontribusi oleh penjualan Federal Oil.

Saratoga juga melakukan penambahan kepemilikan di perusahaan tersebut sehingga menjadi pemegang saham utama. Perseroan kini memiliki sekitar 52 persen saham perusahaan tersebut.

Selain itu, peningkatan pendapatan dividen juga didorong oleh peningkatan kontribusi dari PT Adaro Energy Tbk., yang naik 23 persen menjadi Rp593 miliar pada 2019.

Di sisi lain, pendapatan dividen dari anak usaha lainnya justru mengalami penurunan. Contohnya, pendapatan dividen dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. yang turun 18 persen menjadi Rp206 miliar dan dividen PT Provident Agro yang turun 93 persen dari Rp117 miliar menjadi Rp9 miliar.

Kendati demikian, kontribusi pendapatan dividen dari MPM membuat total pendapatan dividen perseroan tetap mengalami pertumbuhan pada 2019. Pendapatan dividen ini turut berkontribusi terhadap total laba sebesar Rp7,37 triiun pada periode itu, berbalik untung dari tahun sebelumnya rugi Rp6,19 triliun.

Dalam Laporan Tahunan tersebut, Presiden Komisaris Saratoga Investama Sedaya Edwin Soeryadjaya meski tingkat ketidakpastian ekonomi cukup tinggi, manajemen perusahaan mampu mencatatkan kinerja positif pada 2019.

Namun, dia memperkirakan ketidakpastian masih akan menghantui pada tahun ini, khususnya akibat kondisi ekonomi global yang terdampak Covid-19. Meski demikian, dia tetap optimistis perusahaan akan tumbuh dalam jangka panjang.

“Melihat kondisi ekonomi yang masih diliputi ketidakpastian, kami menyarankan kepada Direksi untuk tetap bersikap hati-hati dalam mengelola Perseroan. Namun, kami tetap optimis bahwa Perseroan akan mencapai target di tahun 2020,” jelasnya, dikutip dari Laporan Tahunan 2019.

Presiden Direktur Saratoga Investama Sedaya Michael William P. Soeryadjaya juga mengamini tantangan pada periode saat ini dan ke depannya akan lebih berat dari sebelumnya.

Berbagai faktor seperti ketidakpastian kebijakan investasi dan perdagangan, potensi gangguan geopolitik dan krisis keuangan, serta kondisi darurat kesehatan karena wabah Colvid-19 menjadi tantangan utama.

Namun demikian, dia meyakini bahwa setiap tantangan juga dinilai akan menghadirkan  peluang. Oleh karena itu, dia masih optimistis dengan prospek pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

“Saratoga akan terus aktif berinvestasi dengan menilai peluang-peluang yang potensial di tiga sektor yang ada. Kami juga mencari perusahaan-perusahaan target yang berada di jalur pertumbuhan perekonomian Indonesia seperti sektor teknologi yang akan membentuk gelombang baru pertumbuhan ekonomi kita,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper