Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Akhir Pekan, Wall Street Dibuka Melemah

Dow Jones turun 0,41 persen atau 100,06 poin menjadi 24.374,04, Index S&P 500 melesu 0,29 persen atau 8,67 poin menuju 2.939,84, dan Nasdaq Composite Index terkoreksi 0,11 persen atau 10,08 poin menuju 9.274,8.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa AS dibuka melemah seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap ketegangan AS-China. Dolar menguat dan minyak mematahkan penguatan enam hari.

Pada awal perdagangan Jumat (22/5/2020), ketiga indeks utama AS dibuka lebih rendah karena para investor bersiap untuk ketegangan antara Washington dan Beijing yang meningkat setelah China mengumumkan rencana untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong.

Adapun, sampai dengan pukul 20.51 WIB, Dow Jones turun 0,41 persen atau 100,06 poin menjadi 24.374,04, Index S&P 500 melesu 0,29 persen atau 8,67 poin menuju 2.939,84, dan Nasdaq Composite Index terkoreksi 0,11 persen atau 10,08 poin menuju 9.274,8.

Sementara itu, reli di perusahaan perjalanan dan pembuat mobil membantu Stoxx Europe 600 Index mengembalikan kerugian setelah dibuka melemah tajam. Nada risk-off telah terjadi sebelumnya di Asia, di mana indeks saham Hong Kong anjlok lebih dari 5 persen di tengah aksi jual yang luas.

Yuan merosot ketika Kongres Rakyat Nasional China meninggalkan praktik selama puluhan tahun menetapkan target tahunan untuk pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian yang dipicu oleh pandemi corona virus.

Prospek gejolak baru di Hong Kong setelah legislasi keamanan nasional yang diperkenalkan oleh Cina muncul ketika hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia tampaknya memburuk. S&P 500 ditutup lebih rendah pada hari Kamis, dengan tanda-tanda memuncak bahwa Presiden Donald Trump akan menjadikan sikap kerasnya terhadap China sebagai elemen kunci dari upaya pemilihan ulangnya.

Beijing menanggapi tuduhan dari Trump, memperingatkan bahwa mereka akan menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingannya, dan mengancam tindakan balasan.

Ini semua risiko yang mematahkan reli ekuitas global naik sekitar 30 persen dari posisi terendah Maret, didorong oleh langkah-langkah stimulus dan optimisme untuk pemulihan ekonomi cepat dari virus.

"Meskipun kedua belah pihak menyoroti kemajuan semalam pada implementasi kesepakatan perdagangan dan niat untuk tetap berjalan, hubungan keseluruhan memburuk dengan cepat," Sebastien Barbe, head of emerging-market research and strategy at Credit Agricole CIB.

"Masalahnya mungkin menjadi hambatan besar pada sentimen sampai pemilihan presiden AS pada bulan November."

Sementara itu, pound melemah untuk hari ketiga karena data menunjukkan penjualan ritel di Inggris turun hampir seperlima di bulan April. Minyak West Texas jatuh setelah sebelumnya melesat.

Di tempat lain, emas terdorong lebih tinggi. Dolar Australia turun karena Fitch Ratings Ltd. memangkas prospek peringkat negara tersebut menjadi negatif.

Obligasi India menguat setelah penurunan suku bunga tidak dijadwalkan. Bank of Japan mempertahankan suku bunga utamanya sambil mengatakan akan memulai program pinjaman baru, sehingga yen naik sedikit lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper