Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi produksi batu bara PT Bayan Resources Tbk. pada kuartal I/2020 lebih rendah daripada yang diperkirakan, menjadi hanya sebesar 7,3 juta ton.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham BYAN itu mencatatkan produksi batu bara pada kuartal I/2020 lebih rendah 17,9 persen daripada yang ditargetkan sebesar 8,9 juta ton, menjadi hanya 7,3 juta ton.
“Penurunan itu dikarenakan operasioan tambang Tabang yang berada dalam posisi standby selama 11 hari pada Maret 2020 akibat Covid-19 dan curah hujan yang cukup tinggi,” tulis Manajeman Bayan Resources dalam laporannya, dikutip Jumat (22/5/2020).
Selain itu, volume penjualan perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini juga lebih rendah daripada target 10,8 juta ton, menjadi hanya 7,3 juta ton. Penjualan ke Vietnam menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang 25 persen daripada total keseluruhan penjualan.
Akibat rendahnya capaian penjualan itu, cash cost production pada kuartal I/2020 naik menjadi US$35,6 per ton. Padahal, perseroan milik konglomerat Dato Low Tuck Kwong itu menargetkan cash cost production di kisaran US$30,5 per ton.
Hal itu pun berdampak pada average selling price (ASP) batu bara perseroan menjadi US$44,6 per ton, lebih tinggi daripada ekspektasi US$39,3 per ton.
Baca Juga
Adapun, sepanjang kuartal I/2020 perseroan telah menyerap alokasi belanja modal sebesar US$16,5 juta dengan proyek utama yang sedang berjalan antara lain ekspansi di tambang Tabang termasuk perluasan dermaga Gunungsari, perluasan dermaga Senyiur, dan asphalting parsial untuk jalur angkut batu bara.
Selain itu, capex juga digunakan untuk membangun jalan angkut batubara baru dan fasilitas dermaga, serta perluasan di BCT.
Di sisi lain, hanya mencatatkan pendapatan sebesar US$326,28 juta pada kuartal I/2020. Nilai itu turun 10,71 persen year on year (yoy) dari US$365,41 juta pada kuartal I/2019.
Adapun, pendapatan tersebut terdiri atas pendapatan dari segmen batu bara sebesar US$324,37 juta yang menurun 10,06 persen yoy dari sebelumnya US$360,67 juta. Mayoritas penjualan untuk pasar ekspor senilai US$289,52 juta, yang menurun 17,33 persen yoy dari kuartal I/2019 senilai US$350,22 juta.
Selain itu, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$35,54 juta, merosot 57,8 persen dari raihan kuartal I/2019 US$84,23 juta.