Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP) membukukan nilai penjualan sebesar Rp1,98 triliun sepanjang 2019.
Jumlah itu naik 1,6 persen bila dibandingkan pencapaian 2018 sebesar dari Rp1,95 triliun. Peningkatan penjualan ditopang oleh segmen kelapa sawit senilai Rp990 miliar, komoditas karet Rp330 miliar dan komoditas oleokimia Rp660 miliar.
Direktur & Investor Relations Bakrie Sumatera Plantations Andi W. Setianto mengatakan perseroan terus bekerja keras meningkatkan produktivitas aset kebun. Upaya itu meliputi peremajaan dengan menggunakan bibit unggul dan ekspansi pabrik sampai ke produk hilir sawit oleokimia di Kuala Tanjung Sumatera Utara.
“Optimalisasi produktivitas pabrik, juga dilakukan dengan pembelian buah sawit dari petani yang tidak memiliki pabrik sekaligus membantu kesejahteraan mereka,” ujar Andi melalui siaran pers, Rabu (20/5/2020).
Andi menyebut, hasil produksi disalurkan untuk beberapa klien utama, antara lain P&G (Procter & Gamble) dengan rerata harga komoditas minyak sawit CPO di level US$560 per ton CIF Rotterdam. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan posisi 2018 sebesar US$ 590 per ton.
“Perseroan mengikuti protokol RSPO [Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil] yang menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan, diantaranya kebijakan tanpa membakar dalam melakukan kegiatan perkebunan,” paparnya.
Baca Juga
Selain itu, Perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama. Andi mengatakan saat ini produktivitas sawit nasional hanya sekitar 3 ton CPO per hektar per tahun.
Emiten bersandi saham UNSP itu menggunakan bibit unggul dengan produktivitas bisa menghasilkan 10 ton CPO per hektar per tahun, dengan produksi 40 ton buah sawit per hektar per tahun dan ekstraksi CPO nya 25 persen sesuai hasil lapangan bibit unggul Perseroan yang sudah disertifikasi.
“Dengan bibit unggul, luas lahan kebun tidak perlu bertambah, menghasilkan produksi CPO berlipat ganda yang meningkatkan lagi produksi biodiesel untuk ketahanan energi nasional,” katanya.
Direktur Utama Bakrie Sumatera Plantations Bayu Irianto menambahkan, strategi peningkatan produktivitas berkelanjutan yang sedang dilakukan akan lebih banyak lagi dirasakan dampak positifnya dalam jangka menengah dan panjang.
“Kami akan lanjutkan dengan langkah konkrit peningkatan produktivitas aset lainnya dan perbaikan struktur permodalan. Kami optimis, dalam jangka menengah dan panjang Perseroan akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat,” pungkasnya.