Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berhasil mengawali perdagangan Selasa (19/5/2020) dengan bergerak di zona hijau, memanfaatkan momentum dolar AS yang tampak lunglai di zona merah.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09.36 WIB rupiah berada di level Rp14.825 per dolar AS, menguat 0,17 persen atau 25 poin dari penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.850 per dolar AS. Adapun, pada perdagangan kali ini rupiah dibuka di level Rp14.805 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak cenderung melemah di level 99,66.
Mengutip riset Monex Investindo Futures, lemahnya dolar AS disebabkan oleh sentimen dari kabar uki coba vaksin Covid-19 yang dapat mengurangi permintaan safe haven untuk greenback. Adapun, saat ini pasar akan menantikan perilisan data ijin membangun di AS untuk periode April.
“Jika data dirilis lebih tinggi daripada estimasi, berpeluang memicu penguatan dolar AS,” tulis Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya, dikutip Selasa (19/5/2020).
Sementara itu, mengutip Bloomberg, setelah periode tekanan berkelanjutan terhadap rupiah, mata uang domestik berhasil menguat terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir. Penguatan rupiah mengindikasikan BI enggan melakukan pelonggaran suku bunga lanjutan.
Baca Juga
Dalam sebulan terakhir, rupiah berhasil naik lebih dari 4 persen terhadap dolar AS, dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Penurunan rupiah sepanjang 2020 pun terpangkas menjadi hanya sebesar 7,1 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan pelonggaran suku bunga lanjutan bergantung jepada stabilitas pasar. Rupiah secara fundamental undervalued, dan BI berjanji akan campur tangan untuk mendukung mata uang tersebut.
Dengan rupiah yang kini dalam tren menanjak, pada pekan lalu Perry mengisyaratkan adanya ruang bagi BI untuk pelonggaran lebih lanjut.