Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa berakhir menguat pada perdagangan Senin (18/5/2020) di tengah laporan yang menggembirakan mengenai pengembangan vaksin Covid-19, yang mendorong harapan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat 4,07 persen atau 13,35 poin ke level 341,59, penguatan tertinggi sejak bulan Maret 2020. Sektor tambang menguat 8 persen dan memimpin indeks sektoral Eropa lainnya.
Indeks DAX Jerman ditutup menguat 5,7 persen ke level tertinggi dalam lebih dari dua pekan terakhir. Sementara itu, indeks CAC 40 prancis ditutup menguat 5,2 persen.
Dilansir Bloomberg, Bursa Eropa dan global menetap di zona hijau karena semakin banyak negara mengambil langkah lebih lanjut menuju pembukaan kembali perekonomian dan Federal Reserve menekankan memiliki lebih banyak amunisi untuk memerangi tekanan ekonomi.
Sebelumnya, Moderna Inc. mengatakan tes vaksinnya menghasilkan tanda-tanda positif terhadap respons sistem kekebalan dalam tubuh.
"Sikap Powell bahwa The Fed tidak kehabisan amunisi, dikombinasikan dengan data uji coba vaksin yang positif telah memicu penguatan di pasar modal," kata Matt Miskin, kepala analis investasi di John Hancock Investment Management, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
"Ini hanya sebagai tanda bahwa sentimen dapat berubah begitu cepat di saat-saat seperti ini,” lanjutnya.
Investor memulai pekan ini dengan harapan untuk rebound. Selain itu, investor mengabaikan data yang melukiskan gambaran nyata kerusakan yang diakibatkan virus Corona.
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan ekonomi AS akan pulih dari pandemi virus Corona, tetapi prosesnya dapat berlangsung sampai akhir tahun depan dan bergantung pada perkembangan produksi vaksin.
"Dengan kemungkinan terburuk dari pandemi semakin berkurang, pasar ekuitas yang didukung bank sentral tidak mungkin menguji ulang posisi terendah," kata Kepala Analis Principal Global Investors Seema Shah, seperti dikutip Bloomberg.
"Namun, meskipun momentum pembukaan kembali perekonomian membuat aset berisiko sedikit menguat dalam waktu dekat, lesunya laju pemulihan ekonomi dan ketidakpastian mendalam terhadap prospek virus Corona menahan penguatan tersebut,” lanjutnya.