Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) menyatakan besaran laba bersih yang sangat tinggi pada tahun 2019 lalu wajar membuat rasio pembayaran dividennya hampir sama dengan tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan Kino Indonesia Budi Muljono mengatakan pada dasarnya kewenangan pembagian dividen berada di tangan pemegang saham. Dia menambahkan, secara nominal jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham lebih tinggi kendari rasio pembayaran dividen tidak berubah banyak.
“Jika dilihat, laba bersih kita tahun lalu sangat tinggi sehingga perubahan tersebut tentunya cukup wajar karena secara rupiah, jumlah yang dikeluarkan tahun ini jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu meskipun persentase hampir sama dengan tahun lalu,” ujar Budi kepada Bisnis, Senin (18/5/2020).
Untuk diketahui, Kino membagikan total dividen tunai sebesar Rp154,28 miliar untuk tahun buku 2019. Realisasi tersebut setara dengan dividend payout ratio sebesar 29,92 persen.
Adapun pada tahun 2018, produsen Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga tersebut membagikan dividen tunai sebesar Rp45,71 miliar atau setara 30,45 persen dari laba bersih periode tersebut.
Budi menilai, besaran laba ditahan akan diseimbangkan antara mitigasi risiko pandemi dengan tetap memperhatikan kelangsungan usaha baik di masa ini maupun di masa depan nanti.
Baca Juga
Dikutip dari ringkasan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (12/5/2020), pemegang saham merestui pembagian sisa dividen tunai yang akan dikucurkan perseroan adalah Rp118,57 miliar atau setara dengan Rp83 per lembar saham yang akan dibayarkan pada tanggal 12 Juni 2020 mendatang.
Di sisi lain, dividen interim tunai sebesar Rp35,71 miliar atau setara Rp25 per lembar saham sudah dibagikan pada tanggal 27 Desember 2019 lalu.
Untuk diketahui, Kino Indonesia membukukan lonjakan laba sebesar 243,47 persen menjadi Rp515,6 miliar pada tahun lalu. Adapun, penjualan bersih Kino pada tahun lalu sebesar Rp4,68 triliun, naik 29,55 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,61 triliun.