Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Diramal Turunkan Bunga Acuan 25 Bps, Pasar Obligasi Menguat

Imbal hasil atau yield untuk surat utang negara (SUN) Indonesia tenor 10 tahun masih terus mengalami penurunan menuju kisaran 7,50 persen hingga 7,75 persen.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com,JAKARTA — Pasar obligasi mengalami kenaikan menanti hasil pertemuan hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia yang diramal akan memangkas BI 7 Day Reverse Rate sebesar 25 basis poin.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan pasar obligasi Indonesia masih mengalami kenaikan. Imbal hasil atau yield untuk surat utang negara (SUN) Indonesia tenor 10 tahun masih terus mengalami penurunan menuju kisaran 7,50 persen hingga 7,75 persen.

“Sejauh ini kami melihat bahwa pasar obligasi masih akan terus mencoba untuk mengalami penurunan secara imbal hasil, namun akan terbatas dan sementara,” tulisnya dalam riset harian, Senin (18/5/2020).

Dia menyebut salah satu sentimen bagi pasar obligasi dalam tiga hari ke depan yakni hasil rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Kabar yang berhembus bank sentral akan memangkas BI 7 Day Reverse Rate dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen.

Berdasarkan konsensus Bloomberg, 11 ekonom memprediksi bank sentral akan memangkas BI 7 Day Reverse Rate dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen. Adapun, hanya 4 ekonom yang memprediksi BI mempertahankan suku bunga acuan.

Dengan adanya pemangkasan tingkat suku bunga 25 basis poin, Nico memprediksi harga obligasi berpotensi untuk mengalami kenaikan. Momentum itu menurutnya akan dimanfaatkan oleh para pelaku pasar.

“Oleh sebab itu kami melihat ada potensi yang cukup besar bagi imbal hasil obligasi tenor 10 tahun untuk berada di area 7,50 persen hingga 7,75 persen,” jelasnya.

Dia menambahkan kabar pemangkasan suku bunga acuan diperkirakan juga akan membuat lelang sukuk negara atau surat berharga syariah negara (SBSN) akan semakin menarik. Pihaknya berharap total penawaran yang masuk akan lebih besar dari biasanya.

Seperti diketahui, pemerintah akan melakukan lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara, Senin (18/5/2020). Seri SBSN yang akan dilelang yakni surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) dan project based sukuk (PBS).

Secara detail, terdapat enam seri sukuk yang akan dilelang pemerintah : 

Pertama, SPN-S 19112020 yang jatuh tempo 19 November 2020 dengan imbalan diskonto.

Kedua, PBS-002 yang akan jatuh tempo 15 Januari 2022 dengan imbalan 5,45 persen. 

Ketiga, PBS-026 yang jatuh tempo 15 Oktober 2024 dengan imbalan 6,625 persen.

Keempat, PBS-023 yang jatuh tempo 15 Mei 2030 dengan imbalan 8,125 persen. 

Kelima, PBS-004 yang jatuh tempo 15 Februari 2037 dengan imbalan 6,10 persen.

Keenam, PBS-005 yang jatuh tempo 15 April 2043 dengan tingkat imbalan 6,75 persen. Seluruh seri memiliki underlying asset berupa proyek atau kegiatan dalam APBN 2020 serta barang milik negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper