Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Kembali Berburu SUN

Jumlah penawaran dalam lelang surat utang negara (SUN) hari ini, Selasa (12/5/2020) mencapai Rp73,74 triliun.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com,JAKARTA — Fundamental ekonomi Indonesia, khususnya pergerakan nilai tukar rupiah yang mulai stabil mendorong investor untuk kembali masuk ke pasar obligasi.

Hal itu tercermin dari jumlah penawaran lelang surat utang negara (SUN) yang mencapai Rp73,74 triliun pada hari ini, Selasa (12/5/2020).

Secara detail, penawaran terbanyak masuk untuk seri FR0082 senilai Rp30,41 triliun.  Seri itu akan jatuh tempo pada 15 September 2030 dengan yield atau imbal hasil tertinggi yang masuk 9,00 persen.

Dari situ, jumlah nominal yang dimenangkan untuk FR0082 senilai Rp7,30 triliun. Imbal hasil rata-rata terimbang yang dimenangkan senilai 8,07 persen.

Penawaran terbesar kedua masuk untuk seri FR0081 senilai Rp29,80 teriliun. Seri itu akan jatuh tempo 15 Juni 2025 dengan yield tertinggi yang masuk 8,50 persen.

Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana melihat investor mulai memburu SUN tenor menengah dan panjang. Faktor utama yang memicu hal tersebut yakni fundamental ekonomi Indonesia, khususnya rupiah yang terlihat mulai stabil.

“Selain itu, kupon yg ditawarkan juga cukup menarik, apalagi di tengah stimulus quantitative easing dan juga stance dovish berbagai bank sentral, bahkan juga dengan terbukanya kemungkinan Fed fund rate yg bisa saja beranjak di bawah 0 dalam beberapa waktu ke depan,” paparnya kepada Bisnis, Selasa (12/5/2020).

Fikri menyebut faktor yang mendorong kembali masuknya investor ke lelang SUN karena pelonggaran lockdown di sejumlah negara. Akibatnya, investor mulai memburu aset-aset negara berkembang termasuk Indonesia.

“Semoga ini menjadi sinyal positif seiring dengan berbagai stimulus terakhir tentang pemulihan ekonomi nasional yang dapat memberikan stabilitas bagi ekonomi dalam negeri secara keseluruhan,” jelasnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, jumlah penawaran yang masuk dalam lelang, Selasa (12/5/2020), naik signifikan dibandingkan dengan lelang sebelumnya. Pasalnya, penawaran yang masuk hanya Rp44,39 triliun dalam lelang SUN, Selasa (28/4/2020).

Selain naik signifikan, penawaran yang masuk dalam lelang SUN juga melampaui prediksi sejumlah pihak. Penawaran yang masuk diprediksi berada di kisaran Rp40 triliun hingga Rp60 triliun.

Di lain pihak, Head of Research & Market Information Department Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie mengatakan tren kondisi pasar sekunder sedang bullish. Hal itu sejalan dengan rupiah yang terapresiasi.

“Dugaan lain adalah kemungkinan itu lebih diramaikan oleh bank karena bank ada kewajiban menyerap SUN hingga Rp100 triliun dalam rangka pemenuhan rasio penyangga likuiditas makroprudensial,” ujarnya.

Secara terpisah, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai kenaikan penawaran yang masuk dalam lelang SUN menjadi sinyal positif bagi pasar obligasi Indonesia. 

Menurutnya, dua faktor utama yang kembali menarik minat investor yakni pembukaan perekonomian dan Bank Indonesia yang berpeluang memangkas tingkat suku bunga.

Penawaran masuk dalam lelang SUN periode berjalan 2020 sempat mencapai level terendah Rp27,65 triliun pada 14 Mei 2020. Penawaran tertinggi yang masuk selama lelang SUN tahun ini sebesar Rp127,11 triliun pada 18 Februari 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper