Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Gagal Mengorbit, Apa Kabar Proyek Satelit Patungan Indosat dan PSN?

Satelit Nusantara Dua merupakan satelit yang dibeli oleh perusahaan joint venture antara Indosat dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS) yakni PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS). Satelit ini diproyeksikan sebagai pengganti satelit Palapa D milik Indosat yang akan deorbit pada Juli 2020.
Satelit Nusantara Dua Kerja Sama PSN-Indosat Ooredoo Siap Meluncur di Angkasa. Istimewa
Satelit Nusantara Dua Kerja Sama PSN-Indosat Ooredoo Siap Meluncur di Angkasa. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) tengah bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS) untuk mengganti satelit Nusantara 2 yang gagal mengorbit awal April lalu.

Satelit Nusantara Dua merupakan satelit yang dibeli oleh perusahaan joint venture antara Indosat dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS) yakni PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS). Satelit ini diproyeksikan sebagai pengganti satelit Palapa D milik Indosat yang akan deorbit pada Juli 2020.

Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi VI DPR yang diadakan secara virtual, Senin (11/5/2020), Director & Chief Strategy and Innovation Officer Indosat Arief Musta'in mengatakan pihaknya memiliki dua tim untuk menangani persoalan satelit ini.

Menurutnya, tim pertama fokus mengurusi solusi jangka pendek yakni memastikan Indosat dapat tetap melayani seluruh mitranya termasuk klien dari bisnis broadcasting atau siaran televisi dan radio yang saat ini menggunakan layanan dari satelit Palapa D setelah satelit tersebut deorbit.

Sebagai informasi, satelit Palapa D telah berada di orbit sejak 2009 lalu. Satelit tersebut melayani kebutuhan bagi setidaknya 23 lembaga penyiaran televisi dan 8 radio, serta sejumlah operator telekomunikasi di Indonesia.

“Tim ini sudah menyelesaikan. Jadi kami dipantau terus oleh Kominfo, kami juga telah bekerja sama dengan beberapa teman kita dari Telkom, dengan PNS, yang juga memiliki satelit. Untuk saling back up dalam jangka pendek ini,” tutur Arief dalam rapat yang disiarkan melalui TV Parlemen DPR, Senin (11/5/2020).

Sementara itu, tim kedua menangangi solusi jangka panjang, yakni menyiapkan strategi apa yang selanjutnya akan ditempuh oleh perseroan terkait satelit tersebut, termasuk mengkaji opsi untuk meluncurkan kembali satelit baru.

Arief menyebut hak guna slot satelit yang terletak di di 113° Bujur Timur saat ini masih resmi menjadi milik Indosat, sehingga mereka dapat kembali menggunakannya untuk satelit baru pengganti Nusantara 2.

“Tapi [untuk membuat satelit baru] butuh waktu 28—33 bulan. Itu untuk pembuatan sampai peluncuran,” imbuhnya.

Di sisi lain, saat ini pihaknya masih menunggu proses pencairan asuransi Nusantara 2 selesai. Arief mengatakan seluruh elemen dari satelit tersebut termasuk harga dan proses pra-operasionalnya telah diasuransikan tapi baru akan keluar saat proses investigasi selesai.

“Saat ini sedang dilakukan investigasi secara total, butuh 120 hari untuk menuntaskan investigasi ini agar penyelesaian asuransi itu dapat diselesaikan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper