Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indika Energy (INDY) Catatkan Volume Produksi 9,3 Juta ton pada Kuartal I/2020

Berdasarkan data perseroan, jumlah tersebut terdiri atas produksi dari PT Kideco Jaya Agung sebesar 8,8 juta ton dan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebesar 500 ribu ton.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Indika Enery Tbk. Pemegang saham memutuskan membagikan dividen sebesar US$30 juta kendati perseran menderita rugi pada 2019 lalu./Indika
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Indika Enery Tbk. Pemegang saham memutuskan membagikan dividen sebesar US$30 juta kendati perseran menderita rugi pada 2019 lalu./Indika

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan PT Indika Energy Tbk. berhasil mencatatkan volume produksi sebesar 9,3 juta ton sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Berdasarkan data perseroan, jumlah tersebut terdiri atas produksi dari PT Kideco Jaya Agung sebesar 8,8 juta ton dan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebesar 500 ribu ton.

Sementara itu, pada kuartal I/2020 perseroan telah menjual batu bara sebesar 9,1 juta ton dengan rincian, penjualan oleh Kideco Jaya Agung sebesar 8,8 juta ton dan MUTU sebesar 300 ribu ton.

Head of Corporate Communication Ricky Fernando mengatakan bahwa hingga saat ini perseroan belum merevisi target penjualan dan panduan produksi yang sudah ditetapkan perseroan pada awal tahun ini di tengah sentimen pandemi Covid-19 yang diproyeksi melemahkan permintaan.

"Saat ini kami masih melakukan review untuk perubahan target penjualan, produksi dan belanja modal. Dalam situasi sekarang kami terus melakukan efisiensi biaya dan optimalisasi penggunaan biaya modal,” ujar Ricky kepada Bisnis, Rabu (6/5/2020).

Adapun, target produksi batu bara emiten dengan kode saham INDY itu pada tahun ini adalah sebesar 30,95 juta ton, sedangkan untuk batu bara berkalori tinggi, perseroan melalui entitas anak usahanya, MUTU yang berlokasi di Kalimantan Tengah, menargetkan produksi sebanyak 1,3 juta ton pada tahun ini.

Selain itu, perseroan juga belum akan mendiversifikasikan tujuan ekspornya kendati beberapa negara importir batu bara utama dunia tengah menerapkan kebijakan lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Ricky mengatakan, perseroan masih akan fokus terhadap pasar yang sudah ada, mengingat China sudah membuka lockdown-nya.

Apalagi, menurut data terbaru terdapat sinyal-sinyal pemulihan di China seiring dengan data impor batu bara pada April sebesar 34,22 juta ton. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan 27,83 juta ton yang diimpor pada Maret dan 25,3 juta ton pada April 2019.

Hanya saja dengan India yang masih menerapkan lockdown dan mendorong pengiriman menjadi tersendat sehingga emiten berkode saham INDY itu melakukan langkah penyesuaian terhadap beberapa kontrak pengiriman ke Negeri Taj Mahal itu.

“Sejauh ini belum ada pembatalan kontrak, tetapi ada sebagian shipment ke India yang kami relokasi ke China,” ujar Ricky.

Di sisi lain, untuk menjaga kinerja, INDY juga akan tetap menjaga efisiensi biaya, menjaga strip ratio agar sesuai target, dan memanfaatkan momentum harga bahan bakar yang sedang mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper