Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. baru saja mempublikasikan hasil kinerja sepanjang 2019 yang mana mencetak perolehan pendapatan jalan tol sebanyak Rp10,13 triliun.
Pendapatan Jasa Marga pada 2019 tumbuh 12,11 persen dibandingkan dengan 2018. Lebih dari sekadar pertumbuhan dua digit, kinerja pendapatan Jasa Marga pada 2019 mencerminkan konsistensi kinerja selama dua dekade.
Ya, selama dua puluh tahun, emiten bersandi saham JSMR selalu mencatat pertumbuhan pendapatan. Dengan kata lain, sejak zaman reformasi, pendapatan Jasa Marga selalu naik setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, pendapatan Jasa Marga rata-rata per tahun (compound annual growth result) mencapai 12,85 persen.
Baca Juga : Raup Pendapatan Rp10,13 Triliun, Ini Jalan Tol yang Menjadi Mesin Uang Jasa Marga (JSMR) |
---|
Pendapatan tersebut hanya menghitung pundi-pundi operasional di 13 cabangyang dikelola langsung oleh Jasa Marga. Sementara itu, 13 ruas lainnya dikelola oleh anak perusahaan jalan tol atau badan usaha jalan tol (BUJT). Pembagian pengelolaan ini merupakan dampak dari perubahan regulasi di industri jalan bebas hambatan pada 2005 lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, ruas jalan tol lawas menjadi penyumbang utama pendapatan Jasa Marga.
Ruas Jakarta-Cikampek, jalan tol yang sudah beroperasi sejak 1984 tercatat memberikan kontribusi pendapatan paling banyak bagi Jasar Marga, yaitu sebesar Rp1,28 triliun. Jumlah tersebut meningkat 11,24 persen dibandingkan dengan posisi 2018.
Jalan tol yang sering disingkat menjadi Japek itu masih menjadi mesin uang nomor satu bagi Jasa Marga. Padahal, volume lalu lintas yang tercermin dalam transaksi kendaraan di ruas tersebut mengalami tren penurunan.
Hingga September 2019, volume transaksi di jalan tol Japek 112,54 juta kendaraan. Angka itu jauh di bawah posisi 2018 sebanyak 148,5 juta kendaraan. Penyebab penurunan tidak sulit ditebak. Pembangunan jalan tol layang (Japek Elevated) menyebabkan kapasitas jalan berkurang sehingga memicu penurunan trafik.
Ruas Jakarta Outer Ring Road (JORR) non S juga tercatat memberikan pendapatan lebih dari Rp1 triliun. Ruas ini menyumbang Rp1,06 triliun, tumbuh 13,62 persen.
Ruas-ruas lain yang juga memberikan kontributor signifikan antara lain ruas Cikampek-Padalarang sebesar Rp972,32 miliar, ruas Cawang-Tomang-Pluit sebanyak Rp927,59 triliun, dan Jakarta-Bogor-Ciawi sejumlah Rp877,5 triliun.
Volume lalu lintas di beberapa ruas memang mengalami penurunan sebagai imbas dari perubahan sistem transaksi menjadi sistem terbuka. Walakin, pendapatan Jasa Marga pada 2019 meningkat, kecuali di ruas Padalarang-Cileunyi.
Corporate Secretary Jasa Marga M. Agus Setiawan mengatakan sepanjang tahun lalu Jasa Marga mengoperasikan ruas baru sepanjang 161,58 kilometer. Walhasil secara kumulatif panjang jalan tol yang dikelola emiten bersandi saham JSMR itu mencapai 1.162 kilometer.
Agus menjabarkan, ada enam ruas tol baru yang dibuka oleh perseroan. Keenam ruas itu yakni Medan—Kualanamu—Tebing Tinggi Seksi VII, Pandaan—Malang Seksi I-IV (Pandaan - Pakis), Gempol—Pandaan Tahap II (Pandaan IC - Pandaan). Selanjutnya, Kunciran—Serpong, Jakarta—Cikampek II Elevated, dan Balikpapan—Samarinda Seksi II-IV (Samboja - Simpang Jembatan Mahkota 2).
“Pengoperasian ruas jalan tol baru yang telah beroperasi mulai 2016 hingga 2019 telah berkontribusi pada peningkatan pendapatan tol,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (30/4/2020).