Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah di bursa berjangka New York enggan beranjak dari level terendahnya dalam hampir dua dekade, setelah permintaan untuk komoditas ini diprediksi akan terjun bebas.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2020 ditutup di level US$19,87 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Kamis (16/4/2020), level terendah dalam 18 tahun.
Minyak WTI bertahan di bawah level US$20 per barel untuk hari kedua berturut-turut setelah pada perdagangan Rabu (15/4) turun 24 sen ke level penutupan tersebut, untuk pertama kalinya sejak tahun 2002.
Berbanding terbalik WTI, harga minyak Brent untuk kontrak Juni 2020 mampu rebound dan berakhir naik 13 sen ke level US$27,82 setelah ditutup di level US$27,69 per barel di ICE Futures Europe Exchange London pada Rabu (lihat tabel).
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) memperkirakan permintaan untuk minyak mentahnya akan terjun ke level terendah dalam tiga dekade akibat dampak pandemi virus corona terhadap ekonomi global.
Menurut laporan bulanan kartel minyak tersebut, hanya dibutuhkan rata-rata di bawah 20 juta barel per hari dari negara-negara OPEC pada kuartal II/2020. OPEC belum memompa minyak mentah dengan jumlah sekecil ini sejak awal 1989.
Baca Juga
Perkiraan tersebut menggarisbawahi urgensi langkah pemangkasan produksi yang telah disepakatinya bersama negara produsen minyak non-OPEC.
OPEC dan aliansinya telah sepakat untuk memangkas produksi hingga mencapai 10 persen dari pasokan global, saat pemerintah negara-negara di dunia memperpanjang lockdown untuk membendung pandemi corona.
“Pemangkasan itu tentu saja tidak akan cukup dekat untuk menyeimbangkan pasar. Ada peluang bahwa dalam jangka pendek, harga minyak bahkan mungkin akan ke posisi lebih rendah,” ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, dilansir dari Blooomberg.
Sementara itu, stok minyak mulai dari Amerika hingga Eropa dan Singapura menggelembung pekan ini, sehingga menyebabkan beberapa harga minyak mentah lokal bergerak ke bawah level US$10 per barel.
Kelebihan suplai minyak terlihat sangat parah sampai pemerintahan Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan untuk membayar produsen-produsen minyak AS untuk menanggalkan produksi minyak mentah.
Peningkatan stok terjadi ketika International Energy Agency (IEA) mengatakan 2020 mungkin akan menjadi tahun terburuk dalam sejarah pasar minyak karena lockdown secara global mengarah pada pukulan terbesar yang pernah terjadi untuk permintaan.
“Kesepakatan OPEC ini hebat dan bagus tetapi tidak membantu kita selama tiga puluh hari ke depan,” tutur Rebecca Babin, pedagang ekuitas senior di CIBC Private Wealth Management.
“Terlepas dari perjanjian OPEC, besaran dan waktunya tidak cukup untuk meringankan masalah soal potensi penyimpanan dalam waktu dekat,” tambahnya.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Mei 2020 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
16/4/2020 | 19,87 | - |
15/4/2020 | 19,87 | -0,24 poin |
14/4/2020 | 20,11 | -2,30 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Juni 2020 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
16/4/2020 | 27,82 | +0,13 poin |
15/4/2020 | 27,69 | -1,91 poin |
14/4/2020 | 29,60 | -2,14 poin |
Sumber: Bloomberg