Bisnis.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 dapat menekan pasokan pisang dari Asia. Petani Filipina memperkirakan ekspor komoditas buah itu ke luar negeri akan turun sekitar 40 persen tahun ini.
Filipina berkontribusi terhadap 20 persen pengiriman pisang global pada 2019. Jumlah itu sekitar 90% dari total volume ekspor pisang di Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (15/4/2020), ekspor pisang Filipina terancam oleh pemberlakukan lockdown serta social distancing. Kondisi itu membuat produksi dan transportasi menjadi terbatas.
Stephen Antig, Executive Director of The Pilipino Banana Growers and Exporters Association mengatakan ekspor buah di Filipina akan turun menjadi sekitar 2,5 juta ton pada 2020. Sebelumnya, ekspor pisang dari Filipina mencapai 4 juta ton tahun lalu.
“Produsen, termasuk Unifrutti Tropical Philippines Inc., telah menghentikan beberapa operasi,” ujarnya dilansir melalui Bloomberg, Rabu (15/4/2020).
Pemberlakuan lockdown di Filipina telah berlangsung sejak pertengahan Maret 2020 dan akan berakhir pada April 2020. Provinsi-provinsi di Filipina Selatan, sentra perkebunan pisang, juga menerapkan aturan karantina.
Baca Juga
Kendati karantina dicabut, ekspor buah akan tetap terkena dampak. Pasalnya, pemberlakukan jarak sosial akan membatasi jumlah pekerja.
Alberto F. Bacani, chair of the Pilipino Banana Growers and Exporters Association mengatakan impor pisang Jepang akan terpengaruh karena banyak pemasok ke negara itu mangalami karantina.
Dalam dua pekan ke depan, diperkirakan akan terjadi penurunan drastis volume impor pisang ke Jepang.
Sementara itu, Yuko Yamada, Juru Bicara Japan Banana Importers’ Association mengatakan negara itu sangat bergantung terhadap impor pisang Filipina.
Namun, saat ini dia menyebut belum mengetahui informasi adanya perubahan harga dan pasokan yang berkurang dari eksportir.