Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (13/4/2020), di tengah koreksi yang dialami pasar saham global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 4.623,89 dengan pelemahan 0,54 persen atau 25,18 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (9/4/2020), IHSG mampu ditutup di level 4.649,08 dengan penguatan 0,48 persen atau 22,38 poin.
Sebelum berbalik melemah, penguatan indeks sempat berlanjut pada Senin (13/4) ketika dibuka naik 0,1 persen atau 4,43 poin ke level 4.653,51 pukul 09.01 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 4.591,73 – 4.659,03.
Sebanyak 7 dari 10 sektor dalam IHSG menetap di wilayah negatif, dipimpin aneka industri (-2,21 persen) dan industri dasar (-1,21 persen). Tiga sektor lainnya berakhir di wilayah positif, dipimpin infrastruktur (+1,56 persen).
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 1,7 persen dan 4,3 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Baca Juga
Menurut Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji, pandemi virus corona (Covid-19) masih menekan kinerja market global termasuk pasar Indonesia. Selain itu, sentimen positif dari data makroekonomi domestik maupun global yang memberikan dampak besar kepada pasar juga masih minim.
“Ditambah, semua negara maju sedang memperingati hari raya Easter Monday,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.
Mayoritas indeks saham lain di Asia juga tertekan di zona merah, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing berakhir turun tajam 1,69 persen dan 2,33 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing ditutup melemah 0,49 persen dan 0,42 persen. Adapun indeks Kospi Korea Selatan melorot 1,88 persen dan indeks Taiex Taiwan berakhir terkoreksi 0,57 persen.
Pelemahan juga dialami indeks saham lain di Asia Tenggara, yakni FTSE Straits Times Singapura (-0,33 persen) dan indeks SET Thailand (-0,21 persen).
Secara keseluruhan,indeks MSCI Asia Pacific turun 0,5 persen dan indeks futures S&P 500 AS melorot 1,3 persen pukul 8.11 pagi waktu London.
Dilansir dari Bloomberg, bursa Asia terkoreksi bersama equity futures S&P 500 Amerika Serikat, ketika para investor bersiap untuk memasuki musim laporan keuangan korporasi di tengah ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya seputar dampak pandemi virus corona terhadap perusahaan.
“Dengan musim periode laporan keuangan, investor berharap untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang seberapa buruk imbas terhadap laba global saat virus corona menggoyang ekonomi negara-negara dunia,” tulis Bloomberg.
Berbanding terbalik IHSG, nilai tukar rupiah berhasil ditutup menguat tajam 250 poin atau 1,57 persen ke level Rp15.630 per dolar AS, seiring dengan melemahnya indeks dolar AS.
Menurut Direktur PT Mega Anugrah Investama Hans Kwee, kabar stimulus besar-besaran yang bakal dikeluarkan The Fed memberi tekanan pada dolar AS sehingga rupiah dapat menguat pada awal pekan ini, kendati tak memberikan dampak berarti terhadap pasar.
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
BBCA | -1,7 |
BMRI | -4,3 |
UNVR | -2,1 |
ASII | -3,2 |
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
TLKM | +1,9 |
BNLI | +10,8 |
TOWR | +5,7 |
UNTR | +2,5 |
Sumber: BEI