Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia dan Arab Saudi Terus Bujuk AS Ikut Pertemuan OPEC  

Pertemuan itu amat penting untuk membahas masa depan harga minyak yang mana saat ini telah melorot hingga 50 persen.
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Arab Saudi, Rusia, dan negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia terus berupaya untuk mengerem laju penurunan harga minyak dunia.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (6/4/2020), upaya perundingan ini menghadapi sejumlah rintangan. Pertama, pertemuan antara para penghasil minyak dunia dari OPEC+ hanya dijadwalkan secara tentatif pada Kamis (9/4/2020) mendatang setelah sempat tertunda sekali.

Kedua, Rusia dan Arab Saudi menginginkan kehadiran Amerika Serikat (AS) dalam pertemuan tersebut. Namun, Presiden AS Donald Trump belum memberikan sinyal positif untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, para diplomat di bidang perminyakan juga tengah berupaya menggelar pertemuan antarmenteri energi negara anggota G20 pada Jumat mendatang sebagai upaya untuk mendorong AS ikut serta dalam perundingan.

Adapun harga minyak dunia telah anjlok sebanyak 50 persen pada tahun ini. Hal tersebut disebabkan wabah virus corona yang membuat permintaan global terhadap minyak dunia menurun sekitar sepertiga. 

Kontraksi yang besar ini mengancam stabilitas negara-negara yang bergantung pada komoditas ini, penghasil minyak serpih di AS, serta menimbulkan tantangan baru yang dihadapi oleh bank sentral.

Tujuan dari perundingan ini sempat dibahas oleh Trump pada pekan lalu. Pertemuan tersebut bertujuan untuk memangkas produksi minyak dunia sebesar 10 persen, hal ini sekaligus menjadi upaya pengurangan produksi terbesar sepanjang sejarah bila terealisasi. Harga minyak sempat menguat setelah komentar dari Trump muncul sebelum akhirnya kembali melemah.

Di sisi lain, Trump tidak pernah mendukung kebijakan OPEC sepanjang hidupnya. Dalam pertemuan pada Sabtu lalu di Gedung Putih, ia mengibaratkan OPEC seperti sebuah kartel karena memonopoli pasar minyak dunia. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif kepada negara-negara OPEC untuk melindungi industri minyak domestik.

Sementara itu, Norwegia menyatakan kesiapannya untuk mengurangi produksi minyak negaranya apabila negara anggota OPEC lainnya juga bersedia. Norwegia tidak pernah mengikuti upaya pengurangan produksi minyak sejak 2002 lalu.

Adapun Arab Saudi menunda penetapan harga bulanan untuk harga minyak ekspor. Perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco juga menunda pengumuman harga jual resmi minyak untuk bulan Mei pada Kamis mendatang, bersamaan dengan rencana pertemuan OPEC. 

Kebijakan ini membuat Aramco dapat menentukan harga jual yang tepat sembari mengikuti perkembangan negosiasi OPEC yang terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper