Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat imbal hasil (yield) yang kian atraktif selama sepekan belakangan berpeluang meningkatkan angka penawaran lelang sukuk negara 7 April 2020 mendatang.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menuturkan, meskipun kondisi pasar masih diliputi ketidakpastian dan volatilitas yang tinggi, angka penawaran lelang sukuk negara pada pekan ini diprediksi dapat meningkat setelah anjlok pada lelang sebelumnya.
Pada lelang sukuk negara 24 Maret 2020, pemerintah mencatatkan total penawaran terendah sepanjang tahun 2020 di angka Rp14,609 triliun. Dari jumlah tersebut, nominal yang dimenangkan pemerintah adalah sebesar Rp6,6 triliun, sedikit dibawah target serapan yakni Rp7 triliun.
Faktor pendorong perbaikan ini adalah pergerakan yield yang relatif stabil selama seminggu terakhir. Data dari World Government Bonds pada Minggu (5/4/2020) mencatat, imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun sudah mencapai 8,205 persen.
Tingkat imbal hasil yang menarik ini, lanjut Ramdhan, akan dimanfaatkan para investor untuk memulai kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia. Peluang ini juga akan dimanfaatkan untuk mengisi portofolio investasi.
“Kondisi pasar saat ini juga masih cukup berisiko sehingga tingkat kehati-hatian investor juga tetap tinggi. Kemungkinan angka penawaran lelang dapat mencapai Rp20 triliun,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (5/4/2020).
Baca Juga
Hal serupa diungkapkan Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana. Dia mengatakan prospek lelang pekan ini amat bergantung pada tingkat kupon yang ditawarkan pemerintah kepada calon pembeli.
Menurutnya, penetapan imbal hasil yang tepat dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia.
“Melihat kondisi pasar sekarang, diperkirakan permintaan sukuk negara akan oversubscribe 2 hingga 3 kali,” katanya.
Tidak Banyak Berubah
Di sisi lain, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus memperkirakan angka penawaran lelang sukuk tidak akan bergerak terlalu banyak dibandingkan hasil lelang sebelumnya. Pasalnya, keadaan pasar masih dilanda ketidakpastian akibat pandemi virus corona.
"Kepercayaan investor diperkirakan belum akan pulih dan mendorong angka lelang tanggal 7 April mendatang," tuturnya.
Nico melanjutkan, para investor saat ini masih menganut strategi wait and see sebelum kembali melakukan pembelian di pasar obligasi Indonesia. Meski demikian, hal ini tidak menutup kemungkinan sebagian kecil dari investor akan kembali masuk membeli obligasi Indonesia.
"Kami memperkirakan angka penawaran pada lelang sukuk pekan depan tidak akan jauh dari hasil sebelumnya, di belasan triliun. Tetapi, apabila dapat menembus angka Rp20 triliun, ini bisa menjadi sentimen positif yang dapat kembali membangkitkan daya tarik obligasi Indonesia," tuturnya.
Hasil Lelang Sukuk Negara Tahun 2020, Year to Date | ||
---|---|---|
Tanggal Lelang | Jumlah Penawaran | Dimenangkan |
14-Jan-20 | Rp59,143 triliun | Rp7 triliun |
28-Jan-20 | Rp46,914 triliun | Rp8 triliun |
11-Feb-20 | Rp69,574 triliun | Rp8 triliun |
25-Feb-20 | Rp60,544 triliun | Rp7 triliun |
10-Mar-20 | Rp36,731 triliun | Rp8 triliun |
24-Mar-20 | Rp14,609 triliun | Rp6,6 triliun |