Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Masih Favorit, Mana yang Paling Layak Dikoleksi?

Saham-saham perbankan, terutama bank kelas kakap tetap diunggulkan kendati dihantui risiko kenaikan kredit bermasalah.
Nasabah melalukan transaksi lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik PT Bank Central Asia Tbk (BCA) di Jakarta, Senin (9/7/2018). Bisnis/Nurul Hidayat
Nasabah melalukan transaksi lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik PT Bank Central Asia Tbk (BCA) di Jakarta, Senin (9/7/2018). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan saham bank besar di Indonesia kerap kali dinilai mencerminkan laju saham Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan roda perekonomian negara.

Di antara emiten perbankan besar di Indonesia empat di antaranya yang paling tersohor adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).

Pada perdagangan Jumat (3/4/2020), dimana indeks ditutup parkir pada zona hijau di level 4.623,429 atau naik 2,02 persen, laju saham BMRI memimpin kenaikan dengan persentase terbesar yakni 5,79 persen dari tiga bank besar lainnya.

Bersamaan dengan itu, kenaikan harga saham BBRI menjadi yang terendah dibanding tiga emiten bank lain dengan kenaikan sebesar 0,7 persen.

Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia, BBRI memang menjadi saham yang paling menekan IHSG sepanjang tahun berjalan. Mempengaruhi penurunan indeks sebesar 153,3 poin, saham bank pelat merah tersebut sudah anjlok sepanjang tahun berjalan sebesar 34,3 persen.

Tidak hanya BBRI, emiten bank yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia sebesar Rp677,4 triliun yakni BBCA juga menjadi penekan indeks dengan pengaruh sebesar 125,6 poin. Namun, secara garis besar, penurunan saham BBCA dan BBRI tidak terlalu signifikan dibandingkan dua emiten bank BUMN lainnya.

Dikutip dari Bloomberg, sepanjang tahun berjalan BBNI menjadi top loser dengan penurunan sebesar 48,92 persen diikuti dengan BMRI sebesar 34,53 persen. Meski price to earning ratio keduanya pun sudah sangat murah untuk dibeli, keduanya jelas kalah bersaing dengan BBCA dan BBNI yang lebih difavoritkan investor.

Jagoan Analis

Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyebutkan meski penyebaran COVID-19 atau virus corona belum mampu teratasi dengan baik, dirinya masih memfavoritkan saham sektor perbankan.

Meski saham sektor konsumer dianggap paling defensif, Hans meyakini bank-bank besar Indonesia, terutama BBCA yang dianggapnya masih tetap kuat menopang roda perekonomian untuk beberapa bulan ke depan.

“Kalau melihat datanya, saya rekomendasikan BBCA. BBCA turunnya terbatas kalau naik kenceng banget,” ujar Hans kepada Bisnis, Jumat (3/4/2020).

Meski masih terpapar risiko kenaikan rasio non performing loan atau NPL dan likuiditas, Hans meyakini masyarakat masih percaya pada institusi perbankan yang ada di Indonesia.

“Banyak juga ternyata orang yang pindah dari deposito ke tabungan biasa karena cash Is the king bisa ditarik kapan saja tentu meningkat juga risiko perbankan,” sambungnya.

Oleh karena itu, Hans menilai upaya stabilitas perbankan akan sangat penting sehingga diharapkan orang-orang pun tidak menjadi panik agar pemerintah bisa memberikan memberikan stimulus yang bijak terhadap institusi keuangan tersebut.

Di sisi lain, analis Lee Young Jun dari Mirae Asset lebih merekomendasikan buy (beli) emiten saham BBRI dibandingkan dengan BBCA. Hal ini terutama dipengaruhi oleh torehan pendapatan BBCA yang rendah pada bulan Februari lalu.

“Pada bulan Februari 2020, Bank Central Asia (BBCA) membukukan pendapatan Rp1,423.4 miliar (-14,6 persen YoY; -51,1 persen MoM), menandai penghasilan bulanan terendah sejak Februari 2018.” Tulisnya dalam riset Kamis (2/4/2020).

Meski pertumbuhan laba diperkirakan akan melambat, namun Lee Young Jun tetap memprediksi BBRI mampu mempertahankan perolehan pendapatan meski segmen pinjamannya sendiri terdampak pada penyebaran virus corona. 

Karena itu, Mirae Asset Sekuritas selanjutnya merevisi rekomendasi dari hold (tahan) menjadi buy (beli) saham BBRI dengan target harga Rp4.020. 

Perbandingan Laju Saham 4 Emiten Perbankan
Emiten Bank Pergerakan Saham
(3/4/2020)
Pergerakan Saham
year to date 
Market Cap (Triliun)P/E Ratio
BBCA1,57-17,8Rp677,4023,71
BBRI0,70-34,32Rp356,4710,36
BMRI5,79-34,53Rp234,508,53
BBNI4,16-48,92Rp74,784,86

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper